Pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad
Muzani tentang Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden tunggal dari Gerindra,
meramaikan lagi bursa nama yang akan maju pada Pemilihan Presiden 2024.
Namun, bagaimana kans Prabowo yang pernah maju dua kali
sebagai Capres? Masihkah, ia bisa mendulang suara pada Pilpres dua tahun yang
akan datang?
Menanggapi hal ini, pengamat politik dari Universitas
Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menyatakan, tak aneh kalau Gerindra
mengusahakan Prabowo sebagai Capres lagi. Alasannya, apalagi kalau bukan posisi
Prabowo di partai berlambang Garuda itu.
“Karena Prabowo itu pemilik saham Gerindra. Masa iya,
partainya akan diberikan kesempatan ke orang lain. Sedangkan dia sendiri
membutuhkannya,” ucap Ujang kepada Asumsi.co,
Kamis (4/11/2021).
Hal yang Perlu
Diperhatikan Prabowo
Menurutnya, peluang Prabowo maju dari Gerindra tentu 99,9%.
Namun, peluang menangnya masih 50:50. Ujang mengatakan, sebagai kandidat yang
sudah dua kali maju Pilpres dan belum berhasil, ada beberapa yang perlu Prabowo
perhatikan.
Pertama, cari pasangan atau cawapres yang bisa menambah
elektabilitanya. Artinya, yang bisa mengisi kekurangan Prabowo. Kedua, rangkul
kembali pendukungnya yang sudah kecewa.
“Masyarakat yang kecewa dan kelompok PA 212 itu, harus dia
rangkul lagi. Ketiga, elektabilitasnya harus tinggi hingga menjelang
pendaftaran di KPU. Dan keempat, koalisi partai yang dibangun,” ucap Ujang.
Pernyataan Muzani juga dinilai Ujang sengaja. Menurutnya,
itu dilakukan untuk mengunci agar tak ada calon lain di Gerindra. Sementara
untuk partai lain, tentu akan mulai lebih mempersiapkan diri.
“Partai-partai lain juga siap-siapa dan atur strategi masing-masing,”
ujarnya.
Kandidat Pasangan
Cawapres
Terkait wakil yang tepat untuk Prabowo, Ujang menyebut, akan
menarik jika mengambilnya dari kelompok Islam. Nama yang disebutnya yakni Gubernur
Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Sementara kalau disandingkan dengan Puan Maharani, seperti
yang belakangan ramai dibicarakan, Ujang menilai akan berat.
“Kalau Puan, agak berat. Prabowo dari kelompok nasionalis.
Puan juga nasionalis. Seperti Jokowi lah. Jokowi nasionalis. MA kelompok
Islam,” ucap dia.
Sebagai Isyarat
Sementara itu, Arlan Siddha, pengamat politik Universitas
Jenderal Ahmad Yani mengatakan, pernyataan Sekjen Gerindra beberapa waktu lalu
jelas akan berimbas pada dinamika politik, utamanya konstelasi politik 2024.
Menurut dia, jika kita amati ada beberapa hal yang bisa kita
baca dari pernyataan itu. Pertama, ini seperti memberi isyarat kepada partai
lain bahwa Gerindra akan mengambil RI 1, sehingga partai lain yang akan
berkoalisi memastikan untuk tidak menawar posisi RI1.
Kedua, pernyataan tersebut bisa diartikan kesiapan Gerindra
di tengah banyak partai yang masih malu menentukan nama Presiden.
“Dan yang terakhir, bisa jadi ini bagian dari strategi
Gerindra untuk menghitung sekaligus menguji kesetiaan kader dalam menghadapi
2024,” kata Arlan.
Untuk peluang, jika melihat pertarungan Prabowo selama ini,
sebetulnya ia masih memiliki elektabilitas suara yang konsisten dari 2014.
Apalagi, saat ini ia tengah mengemban jabatan Menteri
Pertahanan. Kemudian, beberapa kali dicitrakan positif terkait dengan kebijakan-kebijakan
yang diambil. Hal itu bisa jadi insentif suara untuk Prabowo maju di 2024. “Jadi
kans itu masih ada,” ucapnya.
Peluang Anak Muda
Hanya saja, Prabowo harus memperhatikan siapa yang akan
mendampingi. Jika melihat tren survei, muncul beberapa nama baru dan muda yang selalu
mendapat tempat di survei. Artinya, pemilih Indonesia sudah mulai beralih kepada
nama-nama baru dan muda.
“Jika ini bisa berkolaborasi, saya rasa prabowo bisa lebih
siap maju di 2024,” ujar dia.
Memunculkan nama Prabowo sejak dini, memang akan terlihat
terburu-buru. Di mana semua partai sedang melakukan mapping politik. Namun, Gerindra sudah berani menentukan.
“Yang paling penting pernyataan itu memang sudah menjadi
kesepakatan partai. Jika iya, menurut saya Gerindra melakukan percepatan
konstelasi politik dan terburu-buru tapi terukur. Namun, jika pernyataan ini
personal dan belum menjadi kesepakatan partai, justru akan membuat riuh dalam
partai itu sendiri,” tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad
Muzani mengatakan, pihak Gerindra terus melakukan konsolidasi untuk mengupayakan
Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di 2024. Ia tegaskan, capres
dari partainya tunggal, yaitu Prabowo.
“Capres dari Partai Gerindra hanya satu, tunggal,
namanya Prabowo Subianto,” ujar Muzani di Gedung Nusantara III, Kompleks
Parlemen, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Ia enggan menjawab adanya deklarasi relawan yang
mengatasnamakan Prabowo atau kader Partai Gerindra lainnya. Muzani hanya
memastikan, pihaknya hanya menyampaikan aspirasi masyarakat untuk mengusung
Prabowo di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Karena sisa waktu yang ada sudah 2,5 tahun berjalan
harus lebih maksimal lagi. Sehingga, itu yang sedang kami lakukan, termasuk
kami juga sedang berupaya gimana Pak Prabowo bisa betul-betul menjadi
capres,” ujar Muzani.
Baca Juga:
Gerindra Tegaskan Belum Pilih Capres untuk 2024
Alasan Prabowo Maju Menjadi Jadi Capres 2024
Gerindra Prioritas Usung Prabowo Jadi Capres Daripada Sandiaga