Covid-19

Covid-19 Meledak di Singapura, Tembus 2.000 Kasus Per Hari

Ilham — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Singapura melaporkan 2.356 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (2/10/2021). Ini menjadikan jumlah total infeksi sejak awal pandemi melewati angka 100.000, untuk negara berpenduduk 5,6 juta jiwa tersebut. 

Meski sempat terjadi penurunan, namun dalam empat hari berturut-turut terjadi peningkatan dengan rata-rata masih 2.000 per hari. 

Kementerian Kesehatan (MOH) juga melaporkan empat orang mengalaim kematian akibat komplikasi virus corona. Keempat kasus itu semuanya warga Singapura – terdiri dari tiga wanita dan satu pria, berusia antara 55 dan 80 tahun. Semuanya belum divaksinasi Covid-19. 

Seperti dilansir channelnewsasia, angka ini menjadikan total korban tewas Singapura akibat Covid-19 menjadi 107. Dari kasus baru tersebut, 2.350 merupakan infeksi menular lokal, terdiri dari 1.938 kasus di masyarakat dan 412 warga asrama. 

Di antara kasus-kasus ini adalah 513 manula di atas usia 60 tahun, kata Depkes dalam pembaruan hariannya yang dirilis ke media sekitar pukul 11 malam. 

Selain itu, terdapat enam kasus karena kedatangan orang dari luar negara Singapura yang membawa Covid-19. Hingga Sabtu (2/10/2021), kasus Covid-19 di Singapura sudah mencapai 101.786 kasus. 

Baca Juga: Pemerintah Perketat Kedatangan Orang dari Amerika dan Turki Cegah Lonjakan Covid-19

Vaksinasi 

Hingga Kamis (30/9/2021), sebanyak 82 persen populasi Singapura telah menerima dua dosis vaksin Covid-19, dan 85 persen telah menerima setidaknya satu dosis – salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. 

Lebih dari 9,2 juta dosis telah diberikan di bawah program vaksinasi nasional, termasuk 258.043 suntikan booster, kata Depkes. Sebanyak 200.358 dosis vaksin lain yang diakui dalam daftar darurat Organisasi Kesehatan Dunia telah diberikan, mencakup 102.915 orang. 

Pasien Dirawat 

Sampai saat ini ada 1.422 pasien yang dirawat di rumah sakit, sebagian besar dalam keadaan sehat dan dalam pengawasan, kata Depkes. 

Di antaranya 243 kasus penyakit berat yang membutuhkan suplementasi oksigen, dan 31 dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif (ICU). Rata-rata yang masuk rumah sakit adalah lansia di atas 60 tahun, total ada 233 orang. Sekitar 98,2% dari kasus tersebut merupakan gejala ringan. 

Hidup dengan Virus Tidak Berhasil 

Sebetulnya negara itu sudah mencabut pembatasan pada Agustus sebagai bagian dari strateginya untuk hidup dengan virus. 

Tetapi dengan penyebaran varian Delta yang sangat menular, Pemerintah Singapura menarik rem darurat untuk memperketat mobilitas publik sejak Senin (27/9/2021). 

Pembatasan termasuk membatasi pertemuan sosial untuk dua orang, menjadikan kerja dari rumah sebagai standar lagi, dimana 50 persen karyawan di kantor, dan kelas online untuk siswa berusia 12 tahun ke bawah. 

Masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dikenakan sanksi/denda hingga mencapai 10 ribu dolar Singapura atau penjara 6 bulan. 

“Meskipun melakukan hal itu mungkin tidak segera mengurangi jumlah infeksi baru setiap hari, namun memungkinkan akan memperlambat penyebaran,” ujar Wakil Ketua Gugus Tugas Multi-Kementerian Covid-19, Gan Kim-yong.

Selain pembatasan, Singapura mencoba mencegah penularan yang lebih tinggi melalui pengontrolan berbasis teknologi. Adapun teknologi yang digunakan Singapura, yaitu monitoring orang-orang yang menjalani 14 hari karantina dan pelacakan bersama. 

Share: Covid-19 Meledak di Singapura, Tembus 2.000 Kasus Per Hari