Manny Pacquiao resmi mengumukan diri maju sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden Filipina tahun 2022. Pencalonan Pacquiao mengejutkan banyak pihak mengingat sosoknya merupakan petinju.
Awal Mula Bertinju
Dilansir dari Britannica, petinju asal Filipina ini bernama asli Emmanuel Dapidran Pacquiao. Sejak kecil, Pacquiao hidup dalam kemiskinan. Orangtuanya bercerai ketika ia duduk di Sekolah Dasar. Mau tak mau, ia harus menghidupi dirinya dan keluarganya.
Pada usia 12 tahun, ia nekat mengikuti kompetisi tinju amatir untuk bertahan hidup. Saat itu, petarung yang menang akan mendapatkan uang 100 peso (sekitar Rp28 ribu) dan yang kalah akan mendapatkan 50 peso (sekitar Rp15 ribu). Meski kalah, uang tersebut bisa digunakan Pacquiao untuk membeli 1 kg beras dan menghidupi keluarganya untuk sementara waktu.
Setelah pertandingan itu, petinju kidal ini akhirnya terus berlatih agar bisa hidup lebih baik, dan menjadikan Bruce Lee dan Muhammad Ali sebagai inspirasinya.
Karir profesionalnya dimulai pada tahun 1995. Pada 1998, Pacquiao sudah memiliki rekor 22-1 dalam karier profesionalnya. Dia juga sudah berstatus juara kelas terbang OPBF. Pria yang dikenal PacMan ini tercatat sempat mengalahkan petinju Indonesia, Ippo Gala. Kala itu, Ippo dipukul KO Pacquiao pada ronde ke-2.
Pada bulan Desember 1998, Pacquiao memenangkan pertarungan melawan Chatchai Sasakul dari Thailand untuk merebut gelar kelas terbang WBC yang jadi gelar kejuaraan besar pertamanya.
Pindah ke divisi berat badan yang lebih tinggi, ia mencetak TKO di ronde keenam dari Lehlo Ledwaba pada tahun 2001 untuk merebut gelar kelas bulu junior IBF. Pacquiao kemudian memenangkan beberapa pertarungan di tahun-tahun berikutnya dan mempunyai 8 gelar juara dunia di delapan divisi berat yang berbeda.
Pada bulan Desember 2008, ia berhasil mengalahkan petinju terkenal America Serikat Oscar De La Hoya dalam duel delapan ronde kelas welter non-gelar. Pertarungan itu menghasilkan uang hampir US$70 juta. Setelah menang melawan Oscar, ia ditantang bintang tinju Inggris Ricky Hatton pada Mei 2009 dalam pertarungan divisi kelas welter ringan di Las Vegas.
Ia memenangkan pertarungan dengan KO di ronde kedua dan merebut kejuaraan kelas welter junior The Ring.
Pada tahun itu pula di bulan November, Pacquiao mengalahkan petinju Puerto Rico Miguel Cotto dalam pertarungan 12 ronde, untuk gelar kelas welter WBO. Gelar itu lalu ia bisa pertahankan pada 2010, ketika ia mengalahkan petinju Ghana Joshua Clottey dalam pertarungan 12 ronde.
Pada 9 Juni 2012, Pacquiao kalah dalam pertarungan 12 ronde dengan petinju Amerika Timothy Bradley dengan angka 115-113 melalui keputusan tiga juri. Kekalahan Pacquiao itu sempat membuat terkejut para penggemar tinju. Pada bulan Desember di tahun yang sama, Pacquiao kembali mengalami kekalahan saat melawan Juan Manuel Marquez di ronde keenam pertarungan kelas welter mereka di Las Vegas.
Berkat prestasinya di dunia tinju, pada tahun 2003, Pacquiao terpilih sebagai Person of the Year di Filipina oleh Presiden Gloria Macapagal Arroyo. Dia juga dinobatkan sebagai “Fighter of the Decade” untuk tahun 2000-an oleh Asosiasi Penulis Tinju Amerika, di antara berbagai penghargaan lainnya yang pernah diraih.
Pada 2014, ia berhasil mengalahkan Bradley di pertandingan ulang dan merebut kembali gelar kelas welter WBO. Pada Februari 2015, diumumkan bahwa Pacquiao akan melawan petinju Amerika Serikat yang tak terkalahkan Floyd Mayweather Jr. Namun, ia kalah dan mengalami cedera bahu kanan.
Pada Juli 2019, Pacquiao menjadi juara dunia kelas welter tertua dalam sejarah pada usia 40.
Memasuki Dunia Politik
Seiring dengan karier tinju profesional, Pacquiao juga terjun ke dunia politik. Ia dua kali terpilih menjadi anggota DPR dan memenangkan kursi Senat pada tahun 2016.
Semenjak menjadi senat, PacMan sering membantu orang-orang miskin di negaranya. Pelatih Pacquiao, Freddie Roach mengungkapkan Pacquiao sangat murah hati dan sering membantu orang-orang miskin. Namun, Roach terkadang khawatir dengan sikap murah hati Pacquiao.
“Mudah-mudahan Pacquiao akan menjadi presiden (Filipina) saat itu, dan tidak menghabiskan semua uangnya untuk masyarakat miskin,” katanya.
Berkat dedikasi yang telah ditampilkan, banyak orang di Filipina yang percaya bahwa Pacquiao suatu hari nanti akan mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, Pacquiao bersikeras bahwa dia lebih bahagia di arena tinju dibandingkan gelanggang politik.
“Saya selalu menjadi petinju. Tinju adalah sumber kebanggaan negara saya dan kontribusi saya terhadap sesama,” kata Pacquiao menjelaskan mengapa dia lebih bahagia di tinju dilansir Boxing Scene.
“Ketika saya memenangkan gelar dunia satu demi satu sampai akhirnya kini delapan gelar, saya seperti memenangkan Piala Dunia berkali-kali,” ujarnya.
Menjadi Calon Presiden
Meski sempat membantah tidak ingin menjadi presiden, Pacman akhirnya menganulir perkataannya.
“Waktunya sekarang, kami siap menghadapi tantangan kepemimpinan,” tegasnya saat menerima pencalonan Minggu (19/9/2021).
Pacquiao mengatakan dia akan mencalonkan diri sebagai presiden Filipina tahun depan setelah mengecam korupsi di pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte. Pacquiao dicalonkan partai PDP-Laban, beberapa hari setelah faksi saingan menominasikan Duterte sebagai wakil presiden dan ajudan lamanya, Senator Christopher “Bong” Go sebagai calon presiden partai.
“Saya seorang petarung dan akan selalu menjadi petarung, di dalam dan di luar ring,” kata Pacquiao di acara tersebut. “Sepanjang hidup saya, saya tidak pernah mundur dari pertarungan apa pun. Tidak ada yang tidak mungkin jika sudah ditetapkan oleh Tuhan.”
Pencalonan Pacquiao dilihat oleh para analis sebagai ancaman bagi Duterte pada tahun 2022.
Perlu diketahui, saat ini Pacquiao belum pensiun sebagai petinju. Sebab, Pacquiao membuka peluang untuk duel ulang melawan pemegang gelar WBA Super kelas welter (66,6kg) asal Kuba Yordenis Ugas pada Januari 2022. Pada laga pertama, petinju asal Filipina itu kalah dengan angka mutlak dari Ugas.