Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menggelar lomba penulisan
artikel tingkat nasional dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021
yang jatuh pada tanggal 22 Oktober. Total hadiah yang disediakan dalam lomba
itu mencapai Rp50 juta.
Tema lomba: BPIP membuat dua tema lomba penulisan yang kemudian menuai
polemik di tengah masyarakat. Dua tema yang diangkat: Hormat Bendera Menurut
Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam.
Kritik: Politisi
Gerindra sekaligus Wakil Ketua MPR Fadli Zon menyarankan tema lomba BPIP itu
diubah. Dia menilai BPIP membenturkan Islam dan nasionalisme. Fadli juga
melihat tema itu menggambarkan adanya Islamophobia. Sedangkan praktisi media
sosial Ismail Fahmi meminta BPIP membuat tema yang sesuai dengan isu terkini,
seperti perubahan iklim hingga pandemi Covid-19.
Puncaknya, tokoh Muhammadiyah meminta BPIP dibubarkan karena tidak
paham situasi masyarakat dan lomba yang dibuat tidak kontekstual.
Klarifikasi: Melansir Detik, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny
Susetyo menjelaskan lomba itu memang dikhususkan untuk hari Santri sehingga
temanya pun disesuaikan. Dia mengklaim tidak ada maksud membenturkan nilai
agama dan nasionalisme. Tema itu dimaksudkan untuk memupuk rasa cinta pada
Tanah Air.
“Khusus untuk hari Santri, BPIP memang membuat lomba-lomba
yang dikhususkan untuk itu. Tapi BPIP juga akan membuat lomba-lomba untuk hari
besar, seperti Natal, Waisak atau hari besar Galunggung, Konghucu,” kata Benny
kepada wartawan, Jumat (13/8).
Profil: BPIP merupakan lembaga yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. BPIP bertugas membantu Presiden merumuskan
arah kebijakan pembinaan ideologi hingga memberikan rekomendasi berdasarkan
hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan
Pancasila.