Olahraga

Dominasi Sponsor Euro 2020, Tiongkok Mau Geser Coca-Cola?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Vivo Indonesia

Tiongkok disebut mendominasi perhelatan Euro 2020. Hal ini
terlihat dari merek-merek perusahaan asal Negeri Tirai Bambu yang membanjiri
sponsor ajang Piala Eropa ini. CNBC melaporkan,
merek-merek dagang asal Tiongkok yang menjalin kemitraan dengan Euro 2020
antara lain Hisense, Vivo, Alibaba, dan TikTok.

Berapa Nilai Kontraknya?

Perusahaan peralatan rumah tangga, Hisense dilaporkan
menjadi merek dagang pertama dari Tiongkok yang mensponsori Euro pada 2016 lalu
dan memperpanjang kontrak untuk 2022. 

Hisense, seperti dikutip sumber yang sama, mengungkapkan
pada tahun 2025 menargetkan pasar luar negeri memberikan setengah penghasilan
dari total pendapatan. Nilainya sekitar US$23,5 miliar atau Rp339,1 triliun.

Jumlah ini tiga kali lipat lebih besar dibandingkan hasil
penjualan luar negeri yang diperoleh pada awal pandemi COVID-19 tahun lalu. 

“Pada 2020 lalu, penjualan Hisense di luar China
senilai US$7,93 miliar atau Rp114,4 triliun,” demikian pernyataan pihak
perusahaan yang telah memulai ekspansi perdaganangannya ke Eropa sejak 10 tahun
lalu itu.

Vivo juga bergabung meneken kontrak sebagai sponsor Euro
2020. Merek perusahaan produsen gawai ini bahkan mejeng di papan sponsor yang
berjejer di lapangan pertandingan.

Baca juga: Sikap Cristiano Ronaldo Bikin Produsen Coca-Cola Rugi Rp 57 Triliun | Asumsi

Sementara itu, Alipay Alibaba dan Tiktok Bytedance telah
membayar sejumlah uang sponsor supaya nama kedua perusahaan ini bisa hadir selama
pertandingan Euro 2020 pada Juni hingga Juli 2021.

Alipay disebut telah menyepakati kemitraan selama delapan
tahun, termasuk untuk Euro 2020 dan Euro 2024 dengan nilai kerja sama sebesar
200 juta euro atau Rp3,4 triliun.

Pihak Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) memilih no comment soal
total kerja sama yang dijalin dengan merek-merek asal Tiongkok ini. Mereka
menyebut hal ini bersifat rahasia dan bukan untuk konsumsi publik.

Pengamat olahraga nasional, Budiarto Shambazy mengatakan
sudah lama Tiongkok melirik sepak bola sebagai lapak buat mereka berdagang. Hal
ini tak lain karena pasar penggemar sepak bola yang sangat potensial buat
produk-produk buatan Tiongkok.

“Mereka memang sejak lama terus berusaha untuk
memperkenalkan diri sebagai salah satu negara yang produk-produknya cukup besar
untuk pasar negara-negara lain. Lama-lama Tiongkok masuk ke Eropa karena yakin
untung besar di sana,” jelas Budiato kepada Asumsi.co melalui
sambungan telepon, Sabtu (26/6/21).

Menurut dia, kehadiran Tiongkok saat ini belum menjadi
sponsor utama untuk perhelatan Euro 2020. Merek-merek tadi statusnya merupakan
sponsor pendukung. 

“Sepertinya sebagai main sponsor belum
karena biasanya main sponsor ini sudah dikontrak cukup lama lebih dulu.
Hanya ada 8 sponsor kalau tidak salah. Setahu saya yang main sponsor itu
salah satunya Coca-Cola. Di luar sponsor utama ada sponsor tambahan yang haknya
tidak sebesar sponsor utama. Di situlah status merek-merek Tiongkok ini
sebagai sponsor,” jelasnya.

Merek Tiongkok Berambisi Geser Coca-Cola Jadi Sponsor

Budiarto menduga Hisense saat ini tengah melakukan
pendekatan ke penyelenggara Euro 2020 untuk menjadi sponsor utamanya. Hal ini
terlihat adanya perpanjangan kontrak jangka panjang yang dilakukan perusahaan
tersebut.

“Karena mereka bayar mahal dan kontraknya panjang saya
kira mereka saat ini mulai bermain di sponsorship olahraga bukan sebagai
main sponsor, tapi lagi pendekatan  ke arah sana,” ucap dia. 

Baca juga: Eriksen Pingsan di Laga EURO, Ini Risiko Jantung Pada Pesepakbola | Asumsi

Marketing Expert dari Inventure Consulting, Yuswohady
meyakini ke depan Tiongkok bakal lebih agresif membawa merek-merek dagang
mereka menjadi sponsor untuk pertandingan olahraga.

“Tiongkok ini sangat ambisius dalam memperkenalkan dan
menjual dagangan mereka ke pasar internasional. Bicara soal Euro, mungkin
perhelatannya di Eropa, tapi perhatiannya kan seluruh dunia. Artinya, mereka
melihat ini adalah tempat ngiklan yang tepat,” jelasnya.

Ia menilai, Tiongkok juga punya ambisi untuk mengalahkan
Coca-Cola yang selama ini menguasai sponsor utama bagi ajang-ajang olahraga.
Caranya dengan mengunggulkan merek-merek produk teknologi sebagai gantinya.

“Terlebih setelah ramai soal Cristiano Ronaldo geser
Coca-Cola dari hadapannya. Itu diletakkan di depannya kan, sebetulnya karena
sponsor tapi kejadian itu tak terduga dan Tiongkok saya rasa melihatnya jadi
peluang mereka. Menawarkan merek teknologi diyakini mereka bakal lebih mudah
diterima,  tidak seperti minuman soda yang mungkin buat pemain bola
yang menjaga kesehatan bertentangan buat mereka,” ujarnya.

Share: Dominasi Sponsor Euro 2020, Tiongkok Mau Geser Coca-Cola?