Isu Terkini

Amarah Rizieq Shihab di Persidangan: Sebut Bima Arya Bohong Sampai Ungkit Restu Pilkada Bogor

Ramadhan — Asumsi.co

featured image
Foto: Ramadhan/Asumsi.co

Sidang kasus dugaan berita bohong hasil pemeriksaan swab test antigen dan PCR RS Ummi, dengan terdakwa mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, berlangsung panas. Rizieq marah dan menuding Wali Kota Bogor Bima Arya, yang menjadi saksi di persidangan, berbohong.

Adapun agenda sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (14/4/21), adalah mendengarkan keterangan saksi dari jaksa penuntut umum (JPU) untuk perkara nomor 223, 224, dan 225.

Perkara nomor 223 adalah kasus pelanggaran kekarantinaan kesehatan dan tes usap palsu di RS Ummi Bogor, Jawa Barat, dengan terdakwa Dirut RS Ummi Andi Tatat.

Perkara nomor 224 adalah kasus pelanggaran kekarantinaan kesehatan dan tes usap palsu RS Ummi dengan terdakwa Muhammad Hanif Alatas, menantu Rizieq.

Sementara perkara nomor 225 adalah kasus pelanggaran kekarantinaan kesehatan dan tes usap palsu RS Ummi dengan terdakwa Rizieq sendiri.

Selain Bima Arya, yang dihadirkan sebagai saksi sidang, JPU juga menghadirkan empat saksi lainnya. Mereka di antaranya Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustian Syah, Anggota Satgas Covid-19 Kota Bogor Ferro Sopacua, Mantan Kepala Seksi P3MS Dinas Kesehatan Kota Bogor Djohan Musali dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno.

Bima Sebut Rizieq Menolak Sampaikan Hasil Tes Swab

Dalam sidang itu, mulanya Bima Arya menyampaikan soal Rizieq yang melakukan swab test diam-diam, lalu menyembunyikan hasilnya. Kepada Majelis Hakim PN Jaktim, Bima menyebut ia menerima informasi bahwa Rizieq dirawat di RS Ummi dari Dirut RS Ummi dr. Andi Tatat.

Lalu, Bima mendatangi RS Ummi, Kamis (26/11/20). Dari kedatangannya itu, Bima menyebut tak ada kerumunan terjadi di rumah sakit. “Satu hal kami pastikan tidak ada kerumunan dan menegaskan kondisi beliau Habib Rizieq dalam kondisi sehat,” kata Bima.

Dalam kunjungannya itu, Bima meminta Andi Tatat untuk melakukan swab test kepada Rizieq. Hal itu karena ia mendapat informasi bahwa Rizieq melakukan kontak erat dengan mereka yang dinyatakan positif COVID-19, seperti Wali Kota Depok, Mohammad Idris.

“Saya sampaikan kepada dokter Andi Tatat. Dan setuju untuk menyampaikan agar dites PCR,” ucap Bima.

Namun, keesokan harinya atau Jumat (27/11/20), Bima mendapat informasi bahwa Rizieq sebelumnya justru sudah melakukan tes PCR. Mendengar hal itu, Bima langsung menanyakan hal itu kepada Andi Tatat.

“Saya kontak, dokter Andi Tatat juga mengaku hal tersebut tanpa koordinasi. Saya meminta untuk protokol kesehatan dijaga. Saya tegur Andi Tatat bagaimana mungkin pimpinan rumah sakit tidak tahu kejadian di rumah sakitnya.”

Pada Jumat (27/11/20) malam, Bima lantas kembali mendatangi RS Ummi, lalu bertemu dengan Rizieq dan menantunya, Muhammad Hanif Alatas. Saat itu, kata Bima, Rizieq menolak untuk dites.

Lalu, pada Sabtu (28/11/2020), Bima kemudian mendapat surat dari Rizieq berisikan pernyataan penolakan menyampaikan hasil tes PCR.

“Surat tertulis yang tidak berkenaan untuk menyampaikan hasil swab PCR. Diketik, ditandatangi, saya mendapat foto kopi, ditujukan kepada wali kota.” 

Lebih lanjut, Bima mengaku mendapat informasi bahwa yang melakukan tes PCR kepada Rizieq adalah tim MER-C. Lantas, ia menghubungi tim MER-C untuk melakukan tes ulang kepada Rizieq. Namun, permintaan tersebut tak terealisasi.

Sebagai wali kota sekaligus Ketua Satgas COVID-19 Kota Bogor, Bima mengaku tak pernah menerima langsung hasil swab test PCR Rizieq. Kondisi itu akhirnya membuat Bima menganggap RS Ummi tak kooperatif dengan Satgas COVID-19 Kota Bogor. Ia lantas melaporkan RS Ummi ke pihak kepolisian lantaran menghalang-halangi pencegahan penularan COVID-19.

“Karena pihak RS tidak menyampaikan laporan secara apa adanya. Dalam melaksanakan tugasnya harus menyampaikan laporan secara berkala atau setiap ditemukan kasus suspek COVID-19. Jadi, sebelum terkonfirmasi pun, ketika masih suspek, harus dilaporkan. Karena setiap hari kami harus mendata.”

Tak Bisa Bendung Amarah, Rizieq Sebut Bima Berbohong

Sementara saat mendapat giliran berbicara, Rizieq langsung mencecar Bima dengan pertanyaan-pertanyaan. Ia mengaku heran dengan kesaksian Bima di persidangan tersebut sehingga ia pun berusaha meluruskan banyak hal.

Rizieq mengklaim alasannya tak bisa menyampaikan hasil tes swabnya karena saat itu hasilnya belum keluar. Selain itu, ia menyebut tim dokternya yang melakukan tes swab saat itu sudah menunggu pihak Satgas COVID-19. Namun Satgas COVID-19 itu ternyata tak kunjung datang.

“Jadi anda punya rencana apa? Makanya tadi saya katakan, tanggal 26 anda datang ke RS, 27 RS (MER-C) dateng, 28 langsung lapor polisi. Sigap betul. Semangat betul memenjarakan orang, semangat betul mengkriminalkan orang. Hati-hati ya Pak Bima kasus saya ini yang sedang disidang, kita sedang membuktikan kalau di sidang ini apakah terjadi kriminalisasi terhadap pasien, apakah terjadi kriminalisasi terhadap para dokter, apakah terjadi kriminalisasi terhadap RS Ummi,” kata Rizieq.

“RS Ummi mengatakan tunggu hasil PCR. Hasil PCR masuk, RS Ummi akan memberikan laporan. Anda tidak sabar. Besoknya laporkan polisi,” ujarnya.

Rizieq juga mempertanyakan pernyataan Bima dalam berita acara pemeriksaannya (BAP). Ia mengaku heran lantaran Bima menganggap dirinya berbohong mengenai hasil swab tesnya di RS Ummi.

“Ini katakan ini habib bohong. Dan ini berbahaya kebohongan. Di mana bohongnya? Saya tidak sebut positif COVID atau negatif. Yang saya rasa segar. Nilai bohongnya di mana? Kalau sudah ada hasil PCR dan dikatakan positif COVID-19, kalau saya berkata sehat, saya bohong. Itu harus dituntut, harus dipenjara, saya rela.”

Rizieq terus mencecar Bima soal BAP dan alasannya melaporkan RS Ummi terkait hasil swabnya, hingga menyebutnya berbohong. Bima pun menjelaskan maksud dari pernyataan berbohong dalam BAP.

Menurut Bima, saat itu, ia ditanya penyidik apakah kondisi Rizieq seperti yang disampaikan, yakni sehat dan tak terpapar COVID-19 selama dirawat di RS Ummi. Dalam BAP, ia menjawab kalau yang Rizieq sampaikan tidak sesuai dengan fakta di rumah sakit.

Selepas itulah, Rizieq tak bisa membendung amarahnya. Dengan nada tinggi dan berulang kali, Rizieq menyebut Bima berbohong di persidangan.

“Kalau gitu saya buat pernyataan saja. Bahwa saksi hari ini melakukan kebohongan. Melanggar kesepakatan dia berbohong. Saya mengatakan tidak ada melanggar kesepakatan, kesepakatan itu masih berjalan. Rumah Ummi tidak bisa memberikan kepastian karena tes PCR dilakukan siang itu. Tapi yang bersangkutan tidak sabar, Wali Kota Bima Arya, di dalam persidangan ini, melakukan kebohongan. Karena anda yang menarik saya,” kata Rizieq.

“Saya minta dicatat, bahwa Wali Kota Bogor Bima Arya, sekaligus Kepala Satgas COVID-19, di pengadilan yang mulia ini telah melakukan kebohongan di atas kebohongan. Terima kasih.”

“Anda memidanakan. Pasien dipidanakan. Anda ini melakukan kriminalisasi pasien, kriminalisasi RS. Anda yang memidanakan. Jadi saya berhak membela diri karena saya yang akan dipenjara, bukan anda.”

“Beliau sudah disumpah untuk tidak berbohong. Sekarang saya membuktikan beliau berbohong. Itu hak saya penuntut umum.”

Usai persidangan, Bima menanggapi tudingan berbohong yang dilontarkan Rizieq. “Habib menyayangkan bahwa saya menyatakan bahwa habib berbohong, saya katakan bahwa apa yang habib sampaikan di saat di Rumah Sakit Ummi bahwa beliau sehat dan sebagainya itu memang tidak sesuai.”

“Soalnya indikasi COVID-nya ada, tim dokter pun kan menyampaikan kepada Habib tadi, bahwa dia di Rumah Sakit Ummi itu antigennya sudah positif dan kemudian indikasi COVID-nya juga ada, ya artinya memang tidak sehat, ini yang kita antisipasi ini penting, kenapa? Karena saya harus memutus rantai penularan, apa pun itu. Nah, bagi saya, bukan mengumumkan hasil PCR-nya, bukan, bukan ingin tahu mengumumkan namanya, bukan, tapi paling tidak protokolnya saja kan setiap hari saya harus tau probable, possible terkonfirmasi berapa, suspect berapa, kalaupun Habib hanya suspect ya dilaporkan.”

Selain itu, Bima lagi-lagi menegaskan bahwa RS Ummi tidak kooperatif dalam menyampaikan hasil swab Rizieq. Ia mengatakan kalau saja pihak rumah sakit kooperatif, maka persidangan tersebut tak akan ada.

“Kalau kooperatif, sidang ini nggak akan terjadi, yang saya sayangkan itu bukan menyesal, saya sayangkan Rumah Sakit Ummi tidak kooperatif, fokus kita ada satgas dengan Rumkit Ummi.”

Rizieq Bicara soal Restu Pilkada Bogor

Selain itu, dalam persidangan tersebut, Rizieq juga bicara tentang pendekatan untuk menyelesaikan masalah. Ia menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan masalah, setidaknya ada tiga pendekatan, yakni secara kekeluargaan, kekuasaan, dan pendekatan hukum pidana.

Kemudian, Rizieq bicara tentang Habib Mahdi Assegaf, yang merupakan muridnya sekaligus salah satu pendukung utama Bima Arya di Pilwalkot Bogor. Rizieq menyebut Habib Mahdi Assegaf dekat dengan Bima dan bahkan merupakan pendukung utama Bima saat pemilihan Wali Kota Bogor.

“Dan saya yang merestui karena saya gurunya. Artinya, Anda punya orang yang dekat sama saya, kenapa ini tidak digunakan sebagai jembatan untuk bisa, ‘Ayo kekeluargaan, biar bisa ketemu saya’, ‘Habib, ini harus gini, Habib’. Jadi jangan langsung diambil kesimpulan saya akan menolak. Kita kan nggak pernah ketemu, kenapa nggak jalur kekeluargaan?” kata Rizieq.

“Padahal kita punya hubungan luar biasa loh, Pak Bima. Kita punya hubungan luar biasa dengan orang-orang Anda, dan kita pernah ketemu di majelis taklim Habib Mahdi Assegaf. Nah, kenapa persoalan ini hilang dari benak Anda saat itu? Pendekatan semacam kekeluargaan ini tidak dilakukan.”

Rizieq kemudian menyebut bahwa ia kenal dengan KH Muhammad Husni Thamrin, yang juga salah satu pendukung Bima di Pilwalkot Bogor. Lantas, ia mempertanyakan kenapa Bima tidak mendatangi Kiai Husni Thamrin dan meminta Rizieq untuk datang.

“Satu lagi, Anda kenal yang kita hormati orang tua kita bersama Kiai Haji Muhammad Husni Thamrin, itu juga pendukung Anda luar biasa. Habib Tam orang tua saya. Kalau Anda dekati Habib Tam, Habib Tam suruh saya temui Anda, jangankan saya lagi sehat, lagi sakit pun saya akan datang ke kantor Anda.”

Rizieq pun menyayangkan Bima yang tak menggunakan jalur-jalur itu untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

“Saya bisa bantu Anda, artinya kenapa nggak maksimal lakukan pendekatan? Saudara bilang Habib Hanif baik, kenapa Saudara nggak manfaatkan pintu kekeluargaan ini?”

Bima pun menanggapi dengan mengatakan bahwa masalah ini berbeda konteks kalau saja dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan.

“Gini, setiap persoalan itu kan selalu ada konteksnya. Konteksnya kan adalah antara Satgas dan RS Ummi. Saya sebagai Kasatgas tentu tidak langsung ke Habib Rizieq Shihab, tetapi ke Ummi yang tak lakukan prosedurnya. Kedua, komunikasi dengan Habib Mahdi dekat banget setelah itu, sama-sama memastikan beberapa kali pertemuan,” kata Bima .

Rizieq pun memotong pernyataan Bima itu dan mengatakan: “Tapi (pertemuan dengan Habib Mahdi) sudah laporan, setelah laporan dilaksanakan?”

Bima menjawab: “Iya, karena laporan itu kan kesepakatan Satgas. Sekali lagi, saya adalah salah satu personel satgas.”

Share: Amarah Rizieq Shihab di Persidangan: Sebut Bima Arya Bohong Sampai Ungkit Restu Pilkada Bogor