Pertengahan pekan lalu, Rabu, 30 Maret 2021 publik dikejutkan dengan aksi penyerangan terduga teroris lone wolf gadis berusia 25 tahun Zakiah Aini di Mabes Polri. Publik pun masih dibuat bertanya-tanya, bagaimana Zakiah Aini bisa meraih senjata Air Softgun untuk menembak enam peluru yang melukai prajurit polisi di Mabes Polri, sementara ia adalah lone wolf atau aksi teroris sendirian.
Jenderal Bintang Empat Listyo Sigit Prabowo pernah mengatakan Zakiah nekat menyatroni Mabes Polri untuk keonaran dengan berbekal sebuah senjata api, belakangan pun diketahui bahwa jenis pistol yang digunakan Zakiah Aini adalah Air Softgun. Kejadian itu diketahui bermula saat Zakiah menanyakan kantor pos terdekat kepada kedua orang penjaga sekitar Pukul 16.20 WIB.
“Sekitar Pukul 16.20 tadi ada seorang wanita memasuki pintu belakang Gedung Mabes Polri menanyakan letak kantor Pos kepada petugas penjaga. Kemudian petugas memberikan pelayanan dengan mengarahkan ZA ke Kantor Pos,” kata Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo kepada wartawan di Gedung Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu, (31/03/2021).
Jenderal menambahkan setelah itu Zakiah kembali ke arah pos penjaga Mabes Polri untuk menodongkan pistol kepada penjaga dan meminta dirinya menerabas masuk Gedung Mabes Polri.
” Kemudian ia melakukan penyerangan terhadap pos jaga dengan enam kali tembakan. Dua tembakan mengenai pos penjaga, dua tembakan di luar. Kemudian dua tembakan diarahkan kepada anggota di belakangnya,” ujar Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Pihak kepolisian juga sudah mengeluarkan statament bahwa Zakiah melakukan aksinya seorang diri, meskipun virus radikalisme yang ia yakini terpapar Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
” Dari hasil profiling yang bersangkutan, yang bersangkutan adalah pelaku lone wolf yang berideologi radikal ISIS,” kata Jenderal pol Listyo Sigit Prabowo kepada wartawan dalam konfrensi pers Rabu, (30/03 2021).
Tiga hari kemudian, tiga hari pasca meninggalnya Zakiah di Mabes Polri, perlahan-lahan misteri kepemilikan air softgun ini berhasil terjawab. Sebab, pria bernama Muchsin Kamal alias Imam Muda (28) berhasil ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus 88) di tempat tinggalnya di Banda Aceh.
Ia diketahui adalah penjual Air Softgun untuk Zakiah Aini. Muchsin Kamal pria kelahiran Desa Mee Kampung Saka, 6 Juli 1992 konon menjual senjata Air Softgun kelada Zakiah melalui media sosial, meskipun informasi teraebut masih didalami kebenarannya oleh pihak kepolisian.
“Perlu kami sampaikan bahwa ZA membeli airgun kepada Muchsin Kamal secara daring atau onlie. Masih diperiksa di Polda Aceh untuk seterusnya akan dibawa ke sini,” ucap Irjen Argo Yuwono kepada Asumsi.co, Sabtu, (03/04/2021).
Sayangnya, saat dikonfirmasi perihal harga dan apakah Muchsin adalah bagian jaringan dari terorisme, Argo Yuwono menjanjikan bakal secepatnya menjawab semuanya kalau Muchsin sudah berada di Jakarta.
“Semua akan kami jawab kalau yang bersangkutan sudah di Jakarta. Sampai saat ini perihal harga atau aviliasi jaringan (teroris) akan kami sampaikan setelah hasil pemeriksaan dirampungkan,” tutur Argo Yuwono.
Argo juga enggan mengomentari terkait kepemilikan kartu anggota Basis Shooting Club yang dimiliki oleh Zakiah Aini asli atau tidak? Mengingat bukanlah kapasitas Mabes Polri.
“Bukan kapasitas internal polri. Bisa ditanyakan oleh orang di anggota tersebut,”tutur Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Kartu Basis Shooting Zakiah Aini Keluaran PB Perbakin Asli
Di lain sisi, Sekretaris Jenderal pengurus besar persatuan berburu dan menembak Indonesia (PB Perbakin) Firtian Judiswandarta menegaskan bahwa kartu yang dimiliki oleh Zakiah Aini adalah asli. Tapi sudah dibubarkan.
” Kalau ditanya apakah asli? Asli! Tapi itu kartu basis shooting club sudah tidak berlaku lagi karena komunitas itu sudah kita bubarkan. Sudah lama, kalau tidak salah terakhir sejak 2014 yang lalu. Jadi siapapun yang memiliki kartu basis shooting club bukan merupakan anggota PB Perbakin,” tutur Firtian Judiswandarta kepada Asumsi.co, Sabtu, (3/04/2021).
Kepada Asumsi keputusan pembubaran Basis Shooting Club ini karena diduga telah merugikan PB Perbakin atas pelanggaran yang dilakukan oleh sejumlah pihak yang pernah menjadi anggota dari basis shooting club.
“Soal aksi koboi-koboian merasa jago itu alasan utamanya kami membubarkan. Banyak yang merasa hebat dan tidak takut aturan soal pemakaiaan senjata karena kepemilikan senjata api. Termasuk jadi ajang jual beli senjata tanpa surat alias ilegal. Itu kenapa patut dibubarkan,” kata dia.
Firtian juga memastikan bahwa keberadaan basis shooting club adalah ilegal karena komunitas itu sudah dibubarkan oleh pihak Pengurus Besar PB Perbakin di Pusat. Selain itu pembubaran dari basis shooting club sudah disetujui oleh setiap pengurus Perbakin Kabupaten/ Kota.
” Sudah, sudah, Sudah jadi pembubaran basis shooting club itu sudah resmi dibubarkan dan sudah disetujui oleh semua pihak baik di PB pengurus besar PB Perbakin di pusat maupun di tiap provinsi dan kabupaten atau kota. Jadi kalau misalkan ada yang masih mengklaim adalah bagian dari klub basis shooting kami pastikan itu adalah ilegal dan akan kami laporkan kepada Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti,” tuturnya.
Lurah Zakiah Aini Pastikan Keluarga Tidak Tahu KTA PB Perbakin dan Senjata Air Softgun
Di sisi lain, dari penuturan Lurah Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur Sandy Adamsyah menerangkan bahwa keluarga Zakiah Aini tidak mengetahui soal kartu keanggotaan PBB Perbakin dan kepemilikan senjata Airsoft Guns pada Putri kelimanya itu.
” Kalau dari keterangan keluarga almarhumah ZA sama sekali tidak mengetahui soal kartu keanggotaan PB Perbakin dan kepemilikan senjata airsoft gun. Karena yang mereka tahu bahwa putrinya itu adalah seorang pekerja keras yang sering bekerja dan jarang sekali berbicara atay introvert,” tutur Sandy Adamsyah kepada Asumsi.co saat dihubungi.
Sandy juga bisa memastikan bahwa keluarga dari Zakiah Aini tidak mungkin terlibat dengan jaringan teroris manapun. Mengingat sosok ibunda dari Zakia ini adalah bagian dari perangkat pejabat RT yakni sebagai kader jumantik.
Dia menambahkan bahwa Zakia Aini juga meminta kepada keluarganya untuk tidak terlibat sebagai perangkat pejabat pemerintahan yang dianggap adalah negara thogut.
“Di isi surat yang viral itu kan menjelaskan permintaan alamrhumah agar ibunya tidak menjadi kader jumantik lagi. Tapi saya enggak tahu kelanjutannya bagaimana. Tapi yang jelas insyallah bersih semua keluarganya (dari jaringan teroris),” pungkasnya.