Duel catur antara Woman Grand Master (WGM) Irene Sukandar melawan International Master (IM) Gothamchess akan digelar pada Rabu (31/3/21) malam pukul 22.00 WIB nanti.
Bakal tanding antara keduanya bermula dari Gothamchess yang ikut mengomentari kemenangan Irene melawan Dewa Kipas alias Dadang Subur pada Senin (22/3/21) lalu.
Diketahui, pertandingan persahabatan ini dimenangkan oleh Irene, dengan perolehan skor 3-0. Ia mendapatkan hadiah Rp 200 juta atas kemenangannya melawan Dadang.
Memangnya Gothamchess Komentar Apa?
Lewat cuitan di akun Twitter, @GothamChess menyoroti akurasi Dewa Kipas yang jauh lebih rendah dibandingkan saat bermain catur daring.
“Jadi @irene_sukandar berhasil mengalahkan Dewa_Kipas dengan skor 3-0. Akurasinya selama bermain kurang dari 40%. Serta ada satu juta orang yang menonton,” cuit pria yang memiliki nama asli Levy Rozman ini.
Ia menilai, sisi baik dari ramainya penonton pertandingan antara Irene dan Dewa Kipas, mampu membawa catur menjadi populer dan tren saat ini.
“Orang yang bermain curang tentu akan ketahuan. Sisi buruknya, dia (Dadang Subur) memenangkan uang senilai USD 7.000 dan dipanggil sebagai pemberani, padahal ia tidak mau mengakui kenyataannya,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, nama Gothamchess melejit seiring kontroversi Dewa Kipas dalam satu bulan terakhir. Kala itu, Dewa Kipas mengalahkan Gothamchess di aplikasi chess.com.
Pasca pertandingan yang disiarkan di Twitch serta disaksikan ribuan pasang mata ini, akun Dewa Kipas di-banned oleh aplikasi tersebut.
Putera dari Dewa Kipas, Ali Akbar, lalu mengungkapkan sikap tak terima atas pemblokiran akun ayahnya oleh aplikasi catur daring ini lewat unggahan di akun Facebook.
Gothamchess pun mendapat serangan di media sosial dari warganet Tanah Air. Pria yang juga YouTuber dengan 700.000 subscribers ini menegaskan dirinya tak punya andil dalam pemblokiran akun Dewa Kipas.
Ia lalu menuding Dewa Kipas melakukan kecurangan dengan menggunakan bot ataupun chess engine dalam permainannya. Indikasi kecurangannya, kata dia, terlihat dari kemenangan beruntun dalam 26 laga.
Merespons hal ini, Irene Sukandar ikut angkat suara. Ia mengamini indikasi kecurangan dalam permainan Dewa Kipas di chess.com yang dicurigai Gothamchess.
Lewat akun Twitter @irene_sukandar, ia lalu mengunggah surat terbuka yang ditujukkan kepada Deddy Corbuzier untuk berdiskusi soal dugaan kecurangan Dewa Kipas di chess.com, lewat podcast Deddy.
Irene lalu diserang oleh netizen pendukung Dewa Kipas. Hingga akhirnya Deddy mempertemukannya dengan Dewa Kipas, melalui tanding catur yang disiarkan podcast miliknya.
Sejago Apa Sih, Gothamchess?
Dikutip dari Kompas, GothamChess telah mendapat gelar International Master dengan Peak ELO, yakni rating keterampilan pecatur sebanyak 2.421.
Pria kelahiran Brooklyn, New York, 5 Desember 1995 ini, telah berhasil menjadi master catur internasional pada usia ke-25 tahun. Gelar ini diperoleh berkat ketekunannya bermain catur yang dimulai sejak usia 6 tahun.
Pada pada 2011, ia berhasil meraih gelar Master National melalui Federasi Catur AS. Kemudian ia mengikuti pertandingan Federasi Catur Dunia (FIDE Master) tahun 2016 dan International Master pada 2018.
Namun, secara rating FIDE, Irene lebih unggul dibandingkan Gothamchess. Meski demikian, pada kategori blitz, peringkat Gothamchess di atas Irene.
Berdasarkan aturan dari FIDE, blitz merupakan waktu kontrol yang diberikan kepada setiap pecatur di kategori catur kilat yang tidak lebih dari 10 menit. Kebanyakan Blitz Chess digelar dengan waktu maksimal hanya lima menit untuk setiap pemain.
Dikutip dari CNN, situs FIDE mencatat rating Gothamchess sebesar 2376 untuk kategori blitz. Sementara itu, Irene punya rating 2.313, serta lebih dulu mendapatkan gelar IM, yaitu pada tahun 2014. Lima tahun sebelumnya, ia meraih gelar WGM.
Siapa yang Berpeluang Menang?
Kepala Bidang Pembinan dan Peningkatan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem menilai keduanya memiliki peluang yang sama untuk memenangkan pertandingan.
Menurutnya, Irene maupun Gothamchess menyandang gelar yang sama di bidang olahraga catur, yakni International Master.
“Peluangnya menurut saya 50:50. Mereka punya title sama. Rating juga beda tipis,” kata Kristianus kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Rabu (31/3/21).
Meski demikian, ia mengatakan, keduanya punya kelebihan masing-masing secara skill. Kelebihan Gothamchess, kata dia, terbiasa bermain catur daring sambil streaming.
“Dia sudah biasa main catur sambil ngomong lewat streaming karena itu bagian dari pekerjaan dia. Dari streaming, selama ini Gothamchess kan, mendapat pemasukan uang,” tuturnya.
Sementara itu, Kristianus mengatakan, Irene mungkin baru sebulan terakhir ini menjajal permainan catur daring di chess.com. “Hal seperti itu, main catur sambil streaming, bisa bikin kagok karena ketika dia mikir strategi mainnya, konsentrasinya jadi berkurang,” ujar Kristianus.
Adapun kelebihan Irene, lanjutnya, merupakan atlet yang sangat berdedikasi dengan profesinya di bidang olahraga catur. “Selama ini Irene latihan teratur, baca buku dan menonton pertandingan catur grand master dunia juga teratur. Keteraturannya itu yang membuatnya stabil di level international master,” kata dia.
Ia menyampaikan satu pesan khusus untuk Irene agar menjaga konsentrasinya selama pertandingan nanti. Konsentrasi dinilainya penting supaya bisa mengalahkan Gothamchess. “Harapannya, Irene ketika sambil ngomong streaming nanti, konsentrasinya jangan pecah karena sambil berpikir strategi. Kalau soal peluang, saya kira seimbang,” ungkapnya.
Dukungan Warganet Bakal Menguatkan Irene
Menjelang pertandingan malam nanti, Irene mendapatkan banjir dukungan dari warganet Tanah Air. Kristianus mengatakan, dukungan ini akan sangat berarti bagi Irene.
“Saya kira dukungan netizen ini akan menguatkan setelah sebelumnya, ketika dia bikin surat terbuka, malah diserang sebelum tanding lawan Dewa Kipas,” ucapnya.
Ia pun menyayangkan sikap warganet kala itu yang justru menyudutkan Irene dengan anggapan ingin mencari popularitas dengan mengunggah surat terbuka yang ditujukan kepada Deddy Corbuzier.
“Pastinya dia enggak menyangka. Niatnya baik mau diskusi soal catur, malah diserang. Ini penyebabnya ada yang bikin hoaks Irene mau populer dan diwawancara di podcast Deddy. Faktanya, Irene mau meluruskan kalau kemampuan tanding Dewa Kipas belum bisa dibilang atlet,” ujarnya.