Pertarungan catur antara Grand Master Irene Sukandar melawan Dewa Kipas alias Dadang Subur menyita perhatian luas dari masyarakat. Bahkan, sosok Deddy Corbuzier–yang memfasilitasi pertemuan GM Irene vs Dewa Kipas–juga tak luput dari sorotan. Ternyata, 14 tahun silam, Deddy pernah menantang GM Utut Adianto.
Pada pertandingan yang digelar live streaming di kanal YouTube Deddy Corbuzier, GM Irene menang telak atas Dewa Kipas dengan skor 3-0. Pertandingan itu sedianya digelar dalam empat babak, namun Dewa Kipas tak mau melanjutkan pertandingan karena sudah kalah di tiga babak beruntun.
Perhatian tak hanya tertuju pada GM Irene dan Dewa Kipas saja, tapi juga pada sosok Deddy Corbuzier, meskipun ia tak ikut bertanding.
Selain menyuguhkan hadiah yang besar, yakni total Rp300 juta bagi GM Irene dan Dewa Kipas, Deddy sebagai penyelenggara pertandingan juga sukses mengukir rekor, di mana siarang langsung itu disaksikan hingga 1,2 juta penonton.
Baca Juga: Beda Kelas, Dewa Kipas Dihajar GM Irene 3-0 dan Tak Lanjut Main
Di ranah percaturan, bukan sekali ini saja Deddy menyita perhatian. Jauh sebelumnya, sosok yang dulu dikenal sebagai pesulap dan mentalis ini pernah menantang dan melawan Grand Master Utut Adianto, bahkan sebanyak dua kali yakni pada 2007 dan 2009.
Deddy Corbuzier Dua Kali Lawan GM Utut Adianto
Pada 2007 silam atau 14 tahun yang lalu, pertarungan catur cepat GM Utut vs Deddy Corbuzier berakhir buntu alias deadlock, setelah kedua pemain itu tidak bersedia meneruskan pertarungan lantaran adanya selisih paham mengenai peraturan.
Adapun pertarungan catur yang aneh itu berlangsung di Castia Function Hall Lantai 12 World Trade Center Mangga Dua, Jakarta Utara, Jumat (7/9/2007).
Baik GM Utut, maupun Deddy, kala itu sepakat untuk tidak meneruskan pertandingan, sehingga panitia menyatakan pertandingan akan diulang pada waktu yang belum ditentukan.
Mulanya, pertandingan berjalan lancar, namun selanjutnya Deddy justru menunjukkan aksi-aksi aneh dan ‘rusuh, mulai dari aksinya dalam memainkan jari-jarinya secara terus-menerus untuk mengetuk meja, lalu tatapan mata Deddy yang terus menerus menatap tajam mata GM Utut sehingga membuyarkan konsentrasi.
Menurut Utut, dalam pertandingan catur internasional tatapan mata seperti itu tidak etis.
Lalu, Utut yang telah unggul kualitas permainan, pada langkah ke-19 tiba-tiba melakukan kesalahan di luar akal sehat (blunder) dengan memberikan gratis gajahnya kepada lawan, dan tindakan itu oleh Utut sendiri dianggap aneh.
Bahkan, keadaan sempat memanas sejenak saat Utut dan Deddy terlibat perselisihan pendapat. Beruntung, situasi dapat dinormalkan kembali.“Saya merasa sangat dirugikan, saya terus terang tidak bisa bermain dengan gangguan suara jarinya, serta tatapan matanya yang terus menerus memelototi saya,” kata Utut, seperti dilansir dari Antara.
“Dan menurut saya, dia seharusnya tidak boleh membuat suara dengan jarinya, serta matanya tidak boleh melotot begitu, kalau aturan internasional catur itu sudah salah,” ucap Utut kala itu.
Sementara itu, Deddy beralasan bahwa ia tidak mengetahui kalau aksinya itu ternyata tidak diperbolehkan dalam pertandingan catur. Ia menyebut aksi-aksi ‘intimidatif’ itu memang jadi bagian dari strateginya untuk mengganggu konsentrasi lawan.
“Saya tidak tahu kalau apa yang saya lakukan dilarang dalam peraturan pertandingan catur, karena itu memang cara saya seperti itu untuk mempengaruhi lawan,” kata Deddy kala itu.
Adapun wasit yang mengawasi pertandingan itu, Sebastian Simanjuntak dari Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi), mengatakan, mungkin pertandingan bisa dilakukan kembali pada waktu mendatang dengan adanya kesepakatan peraturan dari kedua pemain itu.
Setelah itu, Deddy kembali menantang Utut pada 6 Februari 2009. Kali ini, Utut menggunakan kacamata hitam untuk menghindari tatapan tajam Deddy, sementara Deddy tak berubah dan tetap menjalankan strateginya dengan menatap tajam mata Utut.
Menariknya, sebelum bertanding, Deddy lebih dulu memprediksi posisi terakhir bidak catur. Hasilnya, prediksi Deddy itu benar sepenuhnya, meski akhirnya ia tetap saja kalah dari Utut.“Kalau dari segi catur, jelas (Deddy) bukan tantangan saya.
Tapi bagaimana saya tidak terpengaruh oleh dia. Gitu aja!” kata Utut usai memenangkan pertandingan, dikutip dari Kompas.com.Meski begitu, Utut tetap kagum lantaran Deddy bisa tepat memprediksi posisi terakhir tiap bidak catur.
“Mungkin ada yang bilang rekayasa, justru itu orang yang enggak ngerti catur. Susah itu, nebak posisinya sama persis. Saya juga enggak ngerti, dia bisa sampai segitu jauh,” kata Utut.
Kala itu, Deddy akhirnya mengakui keunggulan Utut. Ia pun membeberkan cara dirinya bisa menebak persis posisi terakhir tiap bidak catur.
“Langkah yang saya gunakan tadi (waktu main catur), bukan langkah saya. Saya pakai langkah Kasparov (salah seorang master catur), dan secara tidak sadar, Mas Utut saya giring hingga hasilnya seperti yang saya prediksi,” kata Deddy.
Meski kalah, Deddy tak menuntun untuk menggelar pertandingan ulang melawan Utut. “Kalau diminta tanding ulang lagi, bisa berantakan saya mas. Mas Utut itu sangat susah untuk dikalahkan, dan jelas-jelas kemampuan catur saya jauh di bawah dia,” kata Deddy.