20 Juli diperingati sebagai Hari Catur Sedunia sejak ditetapkan pertama kali pada 1966. Catur merupakan salah satu olahraga tertua yang ada di dunia lho! Disinyalir, India merupakan negara asal lahirnya olahraga ini.
Olahraga kuno yang digemari para raja
Melansir Encyclopaedia Britannica, catur diyakini berasal dari permainan India. Sebab, asal mula namanya muncul dalam kitab Mahabrata yaitu chaturanga, papan permainan yang ada di masa pemerintahan kerjaan Gupta sekitar abad ke-7.
Papan permainan ini menjadi pelopor lahirnya catur yang dikenal saat ini, yaitu format permainan dengan menggunakan dadu persegi 64 kotak. Dari abad ke-9 hingga 10, permainan ini menyebar dari Asia ke Timur Tengah dan Eropa.
Hingga akhirnya, chaturanga terus mengalami perkembangan format permainannya dan populer di India utara, Pakistan, Afghanistan, dan negara bagian Asia Tengah pada 600 masehi. Varian nama permainan ini pun dikenal di sana, salah satunya Shatranj yang mulai menampilkan bidak seperti pada catur modern.
Permainan ini lalu semakin tersebar ke berbagai wilayah di dunia, seperti dibawa oleh peziarah Budha, pedagang jalur sutra hingga sampai ke Tiongkok dan diperkenalkan ke Jepang dan Korea pada abad ke-11.
Dari situlah, muncul permainan serupa catur di Tiongkok dengan nama xiangqi, janggi untuk sebutan catur Korea, dan shogi yang dikenal sebagai catur Jepang. Sementara itu, pada abad ke-10 umat Islam membawa catur ke Afrika Utara, Sisilia, Inggris, hingga Spanyol yang diperkenalkan dengan bentuk bidak yang digunakan dalam permainan seperti yang dikenal saat ini.
Aturan catur modern distandardisasi secara internasional pada abad ke-19. Catur pun semakin menjadi primadona karena digemari sebagai olahraga kesukaan para raja, mulai dari Raja Henry I, Henry II, John, dan Richard I dari Inggris, Philip II dan Alfonso X dari Spanyol, dan dari Ivan IV dari Rusia.
Catur masuk Indonesia hingga dirayakan dunia
Lalu sejak kapan catur mulai masuk ke Indonsia? Melansir National Geographic, catur masuk ke Indonesia pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Pada masa itu, olahraga ini lebih banyak dimainkan oleh orang-orang Belanda.
Barulah pada akhir abad ke-19 bermunculan klub-klub catur di Surabaya, Magelang, Yogyakarta, dan Bandung yang menjadi akar lahirnya Persatuan Catur Seluruh Indoneisa (PERCASI).
Teacher.com menjelaskan awal mula sejarah ditetapkannya Hari Catur Sedunia pada 20 Juli. Awalnya, Federasi Catur Dunia (FIDE) didirikan, pada tahun 1924 sebagai organisasi khusus yang menaungi olahraga catur seluruh dunia.
Usai adanya FIDE, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (Unesco) menggagas perlunya ada hari khusus untuk perayaan bagi olahraga ini.
Hari Catur Sedunia pun mulai dirayakan sejak tahun 1966 dengan menyelenggarakan acara dan pertandingan catur di seluruh dunia. Di tahun 2013, hari catur internasional dirayakan di 178 negara.
Prestasi pecatur Indonesia
Sederet atlet tanah air pun lahir dari bidang olahraga ini dengan catatan peringkat ELO tinggi. PB PERCASI mendaftar sederet nama atlet tersebut, antara lain:
1. Susanto Megaranto – ELO: 2.550
2. Novendra Priasmoro – ELO: 2.502
3. Yoseph Theolifus Taher – ELO: 2.455
4. Sean Winshand Cuhendi – ELO: 2.419
5. Irene Kharisma Sukandar – ELO: 2.413
Woman Grand Master (WGM) Irene Sukandar merupakan salah satu pecatur terbaik negeri yang belum lama ini mencuri perhatian publik karena melakukan pertandingan perrsahabatan dengan International Master (IM) GothamChess yang memiliki nama Levy Rozman ini, dengan rating ELO 2.421.
Duel yang disiarkan melalui akun Twitch masing-masing itu berlangsung pada 31 Maret lalu. Pertandingan keduanya berlangsung menyusul munculnya sosok Dewa Kipas yang mengalahkan GothamCheess dalam pertandingan catur digital, chess.com dan dituding melakukan kecurangan.
Sebelumnya, Irene dan Dewa Kipas juga bertanding dengan kemenangan perolehan skor 3-0 atas Irene. Sedangkan, pertandingan persahabatan antara GothamChess dan Irene berakhir imbang dengan perolehan skor 2-2.
Prestasi olahraga catur di Indonesia bisa dibilang layak diperhitungkan. Mengutip Kumparan, gelar yang paling banyak dimiliki pecatur Indonesia ialah Master Nasional (MN) sebanyak 518 orang (51,19 persen). Kemudian Master Percasi sebanyak 285 (28,16 persen). Kedua gelar ini dikeluarkan oleh Percasi.
Untuk gelar internasional, sejauh ini capaiannya memang masih sedikit. Seperti gelar Grandmaster (GM) sebesar 0,30 persen. Cuma 3 orang di Indonesia yang punya gelar ini yaitu Utut Adianto, Cerdas Barus, dan Susanto Megaranto.
Terpaksa pulang dari Piala Dunia Catur 2021
Terkini, WGM Irene Sukandar bersama rekan timnya, Medina Warda Aulia memutuskan mundur dari Piala Dunia Catur 2021 di Rusia usai keduanya menjalani tes PCR setelah pecatur Indonesia lainnya, dikabarkan CNN Susanto Megaranto, dinyatakan positif COVID-19 pada 15 Juli lalu.
Hasil tes PCR Irene dan Media di Bandara Internasional Sochi dinyatakan negatif. Akan tetapi mereka memutuskan tidak melanjutkan pertandingan babak kedua. Hal ini diumumkan secara langsung oleh Irene lewat akun Twitternya. Ia mengaku amat termotivasi untuk terus bersaing dalam pertandingan ini.
Namun, demi keselamatan semua peserta, penyelenggara, arbiter dan pihak lainnya, mereka memutuskan untuk mundur dsn mengorbankan kepentingan pribadi mereka dalam kompetisi ini.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada @FIDE_chess atas segala tindakan yang mereka lakukan untuk memastikan bahwa kami dapat terus bersaing, dan semua penggemar dan teman-teman yang telah memberi kami dukungan penuh mereka,” cuit akun Twitter @irene_sukandar.
Irene pun memohon doa kepada para pendukung serta seluruh masyarakat agar para delegasi atlet Indonesia yang dinyatakan positif COVID-19 dapat segera diberikan kesembuhan dan pulang ke Indonesia dalam keadaan baik.
“Mohon berikan juga dukungan Anda untuk pemulihan sisa delegasi Indonesia yang dinyatakan positif. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk segera pulang dengan selamat. Terima kasih semua,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pembinan dan Peningkatan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem mengatakan meski berat dan menyayangkannya, namun keputusan terbaik ini harus diambil.
Menurutnya, para atlet yang tengah berjuang membawa nama bangsa dan harus pulang ini, merupakan sosok-sosok yang berdedikasi dengan profesinya di bidang olahraga catur.
“Mereka punya level stabil di tingkat internasional. Kunci kesuksesannya itu karena giat berlatih dan banyak belajar dari pertandingan catur grand master dunia,” katanya kepada Asumsi.co, Selasa (20/7/21).
Ia optimistis prestasi catur tanah air akan semakin bersinar seraya mengharapkan semakin banyak atlet baru yang lahir dan meraih gelar master internasional.
“Tentu pembinaan prestasi catur di Indonesia akan terus dilakukan dengan harapan prestasi kita terus meningkat dan jadi bidang olahraga unggulan yang dikompetisikan di kancah dunia,” imbuhnya.