Di hari-hari penutup Perang Dunia II, saat pasukan Soviet merangsek maju tak terhentikan, para tentara Nazi Jerman sibuk mengevakuasi ribuan harta karun dan karya seni tak ternilai dari wilayahnya. Dalam keadaan kacau itu, tak sedikit harta karun yang hilang.
Salah satunya adalah Ruangan Ambar, ruangan dengan dinding berlapis ambar dan emas yang pernah menghiasi salah satu istana kerajaan Rusia. Kini, hampir tujuh dekade sejak ia terakhir terlihat, sebuah tim dari Polandia mengaku menemukan petunjuk penting dalam misteri Ruangan Ambar.
Tim penyelam dari Baltictech, sebuah firma asal Polandia, mengumumkan baru-baru ini bahwa mereka telah berhasil menemukan bangkai dari Karlsruhe, kapal uap Jerman yang ditenggelamkan pesawat perang Soviet di lepas pantai Polandia. Kapal tersebut berangkat membawa kargo bejibun dari Konigsberg, kota di ujung Timur Jerman yang kini bernama Kaliningrad dan dikuasai oleh Rusia. Dan Baltictech curiga, di dalam lambung kapal Karlsruhe, terdapat petunjuk lokasi Ruangan Ambar.
“Kami sudah mencari bangkai kapal itu sejak tahun lalu, dan kini kami menemukannya dalam keadaan hampir sepenuhnya utuh,” ucap Tomasz Stachura, salah seorang penyelam Baltictech. “Di dalamnya ada kendaraan militer, porselen berharga, dan banyak sekali kerat dengan isi yang belum diketahui.”
Rasa penasaran Baltictech terpancing setelah melacak dokumentasi isi kapal Karlsruhe saat lepas geladak, tujuh dekade lalu: lebih dari seribu penduduk penting, dan kargo-kargo “berharga” yang tak dijelaskan secara rinci. Kargo tak diketahui inilah yang jadi kunci permainan. Sebab, Karlsruhe adalah bagian dari Operation Hannibal, salah satu evakuasi laut terbesar sepanjang sejarah yang mengangkut lebih dari sejuta warga Jerman, tentara Jerman, dan harta karun Jerman dari front Timur Perang Dunia II.
“Semua petunjuk ini membuat imajinasi kami terpantik,” ucap Tomasz Zwara, bagian dari tim yang menemukan bangkai kapal Karlsruhe. “Isi kerat yang tak diketahui itu mungkin signifikan untuk menutup kisah Ruangan Ambar selama-lamanya.”
Ruangan Ambar pertama dikonstruksi pada tahun 1701 oleh pemahat Andreas Schluter di Prusia, wilayah timur Jerman yang kini menjadi bagian dari Polandia dan Rusia. Saat itu, seni memahat ambar–damar pohon yang menjadi fosil dan melimpah di wilayah Baltik–dianggap sebagai teknik yang sama sekali baru. Schluter diminta membuat ruangan untuk Istana Charlottenburg, Berlin, di mana setiap dinding, perabotan, dan pernak-pernik dilapisi oleh emas, intan permata, dan ambar.
Impian tersebut butuh waktu lama. Ruangan Ambar baru selesai satu dekade kemudian, dan dipasang di istana Berlin, Jerman. Tahun 1716, kaisar Rusia, Peter Agung, berkunjung ke Berlin dan jatuh cinta pada ruangan itu. Jerman menghadiahkan Rusia ruangan bertatahkan ambar itu untuk mempererat persekutuan kedua negara tersebut, dan panel-panel dinding Ruangan Ambar diboyong jauh-jauh ke Rusia.
Di St. Petersburg, ruangan itu diperbesar dan menjadi atraksi utama di Catherine Palace. Saking tenarnya, Ruangan Ambar sempat disebut “Keajaiban Dunia Kedelapan.” Total nilai jual ruangan tersebut diperkirakan mencapai 120-240 juta poundsterling Inggris. Saking tenar dan disayanginya ruangan tersebut, Ruangan Ambar selamat dari kolapsnya kekaisaran Rusia dan amuk revolusi komunis Soviet.
Namun, persoalan (dan insiden mengherankan) dimulai pada 1941, saat Jerman menginvasi Rusia di Perang Dunia II dan pasukan mereka mencapai St. Petersburg.
Kurator seni Anatoly Kuchumov diberi tugas ribet melindungi Ruangan Ambar. Ia berniat mempreteli ruangan tersebut dan membawanya kabur ke timur Rusia, tetapi ia mendapati bahwa panel-panel dinding dari ambar sudah tua dan ringkih. Maka, Kuchumov menawarkan solusi cemerlang: tutupi saja ruangan itu pakai kain, seolah-olah itu ruangan biasa yang sedang direnovasi, dan mari berharap pasukan Nazi tidak nyadar.
Tentu saja, rencananya tidak berhasil. Adolf Hitler tahu betul sejarah Ruangan Ambar, dan ia ingin mengembalikan ruangan bikinan perupa Jerman itu ke tanah kelahirannya. Kain tersebut disingkap–kami bayangkan ada adegan Kuchumov tepok jidat dan tiba-tiba ada lagu tema Warkop DKI yang bermain–dan ruangan tersebut dipreteli oleh Jerman, lantas dibawa ke Konigsberg. Empat tahun kemudian, saat pasukan Soviet gantian menginvasi Jerman, pemerintah Jerman kelabakan mengevakuasi harta karun hasil curian mereka–termasuk Ruangan Ambar. Di tengah kondisi ricuh itulah, Ruangan Ambar hilang.
Sebagian besar sejarawan berpendapat Ruangan Ambar hancur lebur saat kota Konigsberg dibom oleh pasukan Sekutu dan Soviet pada medio 1944-1945. Tak sedikit saksi mata, tentara Jerman, dan sejarawan bersumpah Ruangan Ambar dipreteli lagi, lantas dibawa kabur oleh salah satu kapal Jerman yang berangkat dari pelabuhan Konigsberg. Kandidat terkuat adalah Wilhelm Gustloff, kapal transportasi Jerman yang ditenggelamkan Soviet tahun 1945, tapi bangkai kapal tersebut rupanya tak berisi potongan Ruangan Ambar.
Teori-teori lain soal lokasi Ruangan Ambar lebih heboh lagi. Sebagian percaya Ruangan Ambar disembunyikan di tambang-tambang garam di Republik Ceko, ada yang menduga ruangan tersebut ditenggelamkan di sebuah laguna di Lithuania, bahkan ada yang berpikir potongan Ruangan Ambar dibawa lari ke AS. Teori favorit kami: Ruangan Ambar tak pernah meninggalkan kota Konigsberg, melainkan disembunyikan di labirin dan terowongan bawah tanah kota tersebut.
Kini, dengan penemuan bangkai kapal Karlsruhe, misteri keberadaan Ruangan Amber mulai menemui titik terang.