Seiring antusiasme masyarakat menyambut hadirnya transportasi publik baru MRT Jakarta, ada satu hal lagi yang belakangan jadi sorotan luas. Apalagi kalau bukan buruknya perilaku sejumlah masyarakat yang ikut menjajal MRT. Dari yang gelantungan di dalam kereta, sampai ada yang makan dan minum di stasiun.
PT MRT Jakarta pun menyayangkan sikap penumpang yang melanggar aturan seperti makan dan minum di area stasiun. Perilaku itu beberapa kali didapati selama masa uji coba sebelum peresmian. Dalam foto yang beredar, perilaku masyarakat itu terlihat seperti sedang piknik seperti makan dan minum di dalam area stasiun.
“PT MRT Jakarta menyesalkan atas perilaku yang tidak seharusnya dilakukan di stasiun dan kereta, seperti makan dan minum di stasiun dan kereta, berdiri atau menginjak kursi kereta, bergelantungan di kereta yang teridentifikasi dari hasil evaluasi selama 2 hari terakhir (22-23 Maret 2019),” kata pihak PT MRT dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Maret 2019.
MRT pun berharap kejadian negatif selama masa uji coba tak lagi terulang setelah peresmian. Penumpang diminta menjaga fasilitas yang ada pada MRT Jakarta itu. “MRT Jakarta menegaskan bagi masyarakat yang ingin menggunakan fasilitas MRT Jakarta untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di stasiun dan kereta MRT Jakarta dan memohon dukungan segenap masyarakat untuk turut bersama-sama menjaga fasilitas MRT Jakarta,” ujarnya MRT.
Memang, masyarakat Indonesia sendiri sepertinya masih belum sepenuhnya siap menghadapi kemunculan transportasi publik modern baru seperti MRT. Hal itu tampaknya sejalan seperti yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Februari 2019 lalu bahwa di negara lain butuh waktu 10-20 tahun untuk memindahkan budaya penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi masal.
Tapi setidaknya masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Jakarta khususnya, bisa meniru perilaku positif masyarakat luar negeri yang sangat tertib dan bijak dalam menggunakan transportasi publik. Perilaku apa saja yang bisa dicontoh saat memanfaatkan transportasi publik?
Salah satu perilaku dan budaya yang masih sulit dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah antre. Untuk itulah, Presiden Jokowi menyampaikan pesan-pesan khusus kepada warga untuk penggunaan MRT Jakarta saat diresmikan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, 24 Maret 2019.
Jokowi mengatakan kehadiran MRT Jakarta merupakan budaya baru transportasi Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menitipkan pesan-pesan khusus kepada warga yang menggunakan moda transportasi berbasis rel tersebut.
“Ini adalah sebuah budaya baru karena merupakan yang pertama di Indonesia. Apa yang ingin saya titip? Pertama, jangan buang sampah di MRT dan stasiun MRT kita. Jaga agar MRT dan stasiun yang kita miliki tidak kotor. Sanggup?” ujar Jokowi.
“Sanggup!” teriak warga menyambut pernyataan Jokowi tersebut.
Selain itu, Jokowi juga meminta warga yang menggunakan MRT untuk tertib dan antre. Ia tak mau ada yang berdesak-desakan sebelum masuk ke dalam kereta karena hal itu berbahaya. “Kalau mau naik MRT ngantre, jangan berdesakan kaya ini. Antre dan disiplin waktunya, jangan sampai pintu mau tutup baru masuk, kejepit pintu nanti, hati-hati bisa kejepit pintu,” kata Jokowi.
“Ini yang akan terus kita sampaikan agar MRT kita nanti bisa kita pakai mutar-mutar Jakarta,” ucapnya.
Di Jepang, tertib dalam mengantre sudah menjadi budaya. Masyarakat Jepang benar-benar sudah siap memiliki jaringan transportasi umum yang modern dan canggih. Orang-orang di sana lebih banyak mengandalkan transportasi kereta atau bus, atau bahkan dengan bersepeda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dalam menggunakan transportasi publik, masyarakat Jepang terlihat berpakain rapi, memakai jas, dan menggunakan fasilitas transportasi umum seperti kereta dan bus. Meski stasiun-stasiun transportasi umum tampak selalu ramai, namun lalu lintas pergerakan manusia yang ada justru tak mengganggu lingkungan sekitarnya. Antrean rapi selalu terlihat di setiap stasiun kereta, yang menjadi moda transportasi paling diandalkan di Jepang.
Sebelum naik kereta, calon penumpang diwajibkan untuk antre di garis yang sudah diberi tanda. Jika tak mau ikut antrean, maka siap-siap saja mendapatkan rasa malu dari teguran oleh penumpang lainnya. Lalu, saat akan masuk ke dalam kereta, penumpang yang keluar dari dalam kereta akan selalu diprioritaskan untuk bergerak keluar. Setelah penumpang turun, maka penumpang baru bisa masuk, masih dengan tertib sesuai barisannya.
Selain itu, di Jepang, pemerintah juga mengeluarkan undang-undang tentang kesehatan untuk menghindari merokok di tempat umum. Maka dari itu, saat ini banyak ditemukan di tempat umum atau ruangan yang disediakan khusus untuk merokok. Sehingga hal itu tak akan mengganggu orang lain yang tidak merokok.
Masyarakat Jepang memang selalu disiplin dalam antrean dan berperilaku baik di ruang publik dan transportasi publik. Sehingga perilaku positif itulah yang harus ditiru masyarakat Jakarta dan Indonesia dalam memanfaatkan keberadaan transportasi publik.
Tingkah buruk pengguna MRT Jakarta yang bergelantungan di dalam kereta MRT, makan dan minum di stasiun, sampai membuang sampah sembarangan, tak akan ditemukan jika kalian berkunjung ke luar negeri. Sebagian besar negara maju sudah menerapkan aturan ketat terhadap para pelanggar aturan di ruang publik.
Di Singapura contohnya, kalau perilaku buruk tersebut terjadi di sana, siap-siap untuk membayar denda. Bagi yang membuang sampah sembarangan misalnya, siap-siap saja dikenai denda mencapai 1000 SGD. Apalagi, jika sampai meludah sembarangan, maka akan dikenai denda 500 SGD.
Singapura memang menerapkan aturan-aturan ketat bagi para pengguna transportasi publik seperti MRT. Saat kalian berada di kendaraan umum seperti bus dan MRT di Singapura, ada aturan larangan makan di sembarang tempat. Di dalam MRT dan bus, kalian akan jelas-jelas melihat papan larangannya. Aturan ini bukan tanpa alasan, melainkan supaya kota Singapura bisa tetap bersih.
Masyarakat Indonesia setidaknya bisa belajar berperilaku baik seperti yang sudah berlaku di negara tetangga tersebut. Tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah, apalagi sampai makan dan minum di lingkungan stasiun. Hal-hal tersebut harusnya mulai diterapkan di seluruh fasilitas transportasi publik.