Coba ajak orang tua atau kerabat kalian yang umurnya sudah sekitar 40 tahun ke atas untuk menonton bioskop. Coba tanya bioskop mana yang menjadi pilihan untuk mereka menonton? Kemungkinan besar, jawaban mereka adalah mereka memilih untuk menonton di bioskop Studio 21, yang sekarang lebih dikenal sebagai beberapa merk bioskop yang tergabung dalam 21 Cineplex Group. Bioskop Studio 21 pernah begitu mendominasi dunia layar lebar di Indonesia. Dengan harganya yang kala itu relatif murah, ketersediaan pilihan film yang begitu banyak, dan ketersediannya di berbagai kota di Indonesia, telah membuat bioskop Studio 21 menjadi satu-satunya pilihan yang bisa diandalkan. Memang ada, beberapa penyedia bioskop lain yang sifatnya lebih kecil, tetapi bioskop-bioskop tersebut jelas tidak dapat menandingi dominasi bioskop Studio 21.
Menelisik ke belakang, Studio 21 adalah mimpi seorang Sudwikatmono untuk membangun sebuah studio untuk menonton bioskop di Jalan MH Thamrin kav 21 di tanggal 21 Agustus 1987. Terkait penamaannya sendiri, terdapat beberapa versi. Ada yang mengatakan namanya diambil dari nomor kavling 21, bioskop pertama Studio 21 yang kini sudah menjadi BII Tower. Sedangkan versi lain menyebutkan bahwa angka 21 diambil dari nama Sudwikatmono yang di dalamnya terdapat kata dwi dan mono yang memiliki makna 2 dan 1 dalam angka.
Pendirian Studio 21 tersebut dilakukan oleh Sudwikatmono setelah berhasil melakukan ujicoba sinepleks dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra. Keberhasilan uji coba ini pun mendorong Sudwikatmono untuk meningkatkan jumlah layarnya. Pembangunan bioskop pertama ini juga dilakukan Sudwikatmono bekerja sama dengan Raam Punjabi.
Semakin meluasnya aktivitas Studio 21 membuat merk dagang mereka, Cinema 21, pun turut begitu meluas di berbagai kota di Indonesia. Cinema 21 pernah memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh Indonesia. Baru lah kemudian merk dagang lain, yaitu Cinema XXI, diluncurkan. Kehadiran Cinema XXI membuat Cinema 21 yang tadinya menguasai hampir seluruh pasar penonton bioskop Indonesia turun menjadi layanan bioskop kelas dua.
Turunnya kelas Cinema 21 dari bioskop utama menjadi kelas dua pun membuat opsi pilihan film menjadi berbeda. Jika dulu sebelumnya Cinema 21 menayangkan film-film Hollywood sekaligus film-film lokal terbaik, setelah turun kelas, Cinema 21 menjadi bioskop yang menayangkan film-film dalam negeri saja, kecuali Cinema 21 yang tersedia di kota-kota kecil yang tidak ada Cinema XXI-nya. Film-film Hollywood pun diputarkan di Cinema XXI yang memang disiapkan dengan keterbaruan dan kenyamanan yang lebih baik dibanding Cinema 21.
Tidak hanya turun kelas, Cinema 21 pun juga semakin kecil segmentasinya karena 21 Cineplex juga menciptakan dua layanan lain yang posisi pelayanannya bahkan lebih baik dibandingkan Cinema XXI, yaitu The Premiere dan IMAX. The Premiere ini dipersiapkan untuk pengalaman menonton lebih baik dibandingkan dengan Cinema XXI. Untuk menonton di layanan The Premiere, tentu penonton juga harus merogoh kocek yang lebih dalam. The Premiere ini menawarkan pelayanan yang sangat mewah, seperti lobi khsus, kursi yang lebih besar (sebagai perbandingan adalah kelas bisnis di pesawat), dan beberapa tambahan lain yang menambah kenyamanan penonton. The Premiere ini hanya ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Harganya pun variatif, dengan rata-rata harga tiket bisa di atas Rp100 ribu untuk sekali menonton.
Sedangkan IMAX dipersiapkan oleh 21 Cineplex bukan untuk pelayanan yang lebih mewah, tetapi untuk pengalaman menonton yang lebih baik dibandingkan Cinema XXI. IMAX hadir dengan layar cekung, kualitas gambar yang lebih baik, dan suara yang juga lebih baik. Dengan format tayangan 3 dimensi, tentu saja IMAX hadir sebagai opsi yang jauh lebih baik dibandingkan tiga produk lainnya milik 21 Cineplex.
Semenjak tahun 1987 hingga kini, 21 Cineplex terus berkembang dan melebarkan sayapnya ke berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan situs jejaring 21cineplex.com, 21 Cineplex telah memiliki 1032 layar yang tersebar di 45 kota, 181 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan jaringan yang begitu luas dan telah menjadi pilihan menonton bioskop selama lebih dari 30 tahun, jelas alasannya mengapa orang tua-orang tua secara otomatis akan mengajak anaknya menonton di bioskop milik 21 cineplex, bukan merk-merk bioskop lain.