Menjelang Idul Adha, seperti biasa, umat Musim dari seluruh penjuru dunia menunaikan salah satu rukum Islam, yaitu ibadah Haji. Sebagai negara dengan umat Muslim di seluruh dunia, orang-orang Indonesia pun ikut terbang ke Tanah Suci. Sayangnya, keterbatasan kuota membuat orang-orang harus mengantri menunggu gilirannya berangkat. Selain itu, fasilitas penunjang yang diberikan pemerintah Indonesia kepada para jemaah haji pun terbatas.
Tapi tahun ini pemerintah Indonesia mendapatkan pujian secara langsung dari Pemerintah Arab Saudi terkait fasilitas-fasilitas yang meningkat, menurut konfirmasi dari Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin. “Pemerintah Saudi secara eksplisit menyampaikan pujian dan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia, yang terus meningkatkan pelayanan penyelenggaraan haji,” ujarnya seusai memimpin rapat koordinasi (rakor) di kawasan Syisyah, Mekah, pada Minggu, 12 Agustus 2018.
Sebelumnya, saat para elit politik sibuk mengurus pengumuman calon presiden dan wakil presiden pada Kamis, 9 Agustus 2018, Presiden Joko Widodo juga sempat menguturakan hal yang sama tentang meningkatnya kualitas pelayanan Haji di tahun 2018 ini.
“Dapat saya pastikan, pelayanan yang diterima lebih 200.000 jamaah haji Indonesia tahun ini akan jauh lebih baik dari saat saya berhaji 15 tahun lalu,” tulis Jokowi dalam keterangan fotonya di akun Instagram.
A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on Aug 9, 2018 at 12:09am PDT
Lalu, apa saja perubahan atau peningkatan yang ada dalam pelaksanaan Haji di tahun 2018?
1. Kuota Jemaah Haji Indonesia Ditambah
Pada musim haji 2017 lalu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz memberikan kuota tambahan kepada jamaah haji Indonesia. Hal itu berkaitan dengan adanya insiden kecelakaan crane pada 2015 lalu. Kemudian, Kemenag berusaha mempermanenkan angka kuota itu agar tidak kembali turun di tahun-tahun berikutnya.
Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali yang mengatakan kalau pemerintah berupaya penuh agar kuota tambahan 10 ribu dari Raja Salman tidak hilang di tahun-tahun berikutnya termasuk di tahun 2018 ini. Sehingga, lobi yang dipimpin oleh Menag Lukman Hakim berhasil.
2. Target Peningkatan Kualitas Pelayanan
Nizar Ali juga sempat mengungkapkan bahwa hasil survei indeks kepuasan pelayanan haji dari tahun ke tahun diketahui membaik dan meningkat. Tahun 2014 misalnya mencapai 81,52 persen, setahun berikutnya capai 82,67, sementara 2016 capai 83,83 dan pada 2017 capai 84,85. Tahun ini, pemerintah menargetkan tingkat kepuasan naik hingga 85 persen.
“Target 85 persen ini membutuhkan dukungan semua pihak terutama para petugas haji,” ujar Nizar saat mengisi materi pelatihan Petugas Ibadah Haji di Arab Saudi, Mingu, 7 Mei 2018 lalu.
3. Perbaikan Berbagai Fasilitas
Untuk bisa memenuhi taget itu, Kemenag terus berupaya menyiapkan perbaikan haji tahun ini. Sejumlah fasilitas baik akomodasi, transportasi, dan katering diperbaiki guna meningkatkan kualitas layanan jamaah haji.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis merinci, peningkatan pelayanan terhadap jamaah haji diantaranya yaitu meningkatnya jatah makan jamaah di Makkah menjadi 40 kali. Angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu hanya 25 kali untuk di Makkah di Madinah 18 kali.
“Kami sudah bekerja sama dengan 36 perusahaan katering di Makkah, 13 perusahaan katering di Madinah, 19 perusahaan katering di Armina dan 2 perusahaan katering di Bandara Jeddah,” kata Sri Ilham dilansir dari Republik.co.id pada Senin, 2 Juli 2018 lalu.
Untuk urusan akomodasi, pemerintah Indonesia juga menyiapkan layanan berupa koper jamaah yang akan diantar hingga ke kamar hotel. Kemudian, setiap harinya para jamaah Indonesia mendapatkan air mineral 1 liter per hari, perlengkapan mandi, layanan cleaning service, mesin cuci, hingga petugas keamanan. Kemenag juga sudah menyewa 165 hotel di Makkah dan 107 hotel di Madinah. Secara kualitas, hotel yang disewa minimal setara bintang tiga.
4. Fasilitas Khusus dari Pemerintah Arab
Selain berbagai fasilitas yang terus diperbaiki, jamaah haji Indonesia tahun ini mendapat fasilitas khusus dari Pemerintah Arab Saudi. Hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia dan Arab Saudi membuat sejumlah fasilitas ‘khusus’ jamaah haji Indonesia.
Fasilitas ‘khusus’ yang diterima jamaah haji Indonesia yaitu dibukanya sejumlah gerbang Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dan Bandar Udara Internasional Prince Mohammad bin Abdul Aziz di Arab Saudi. Sehingga, Indonesia mendapatkan gate di bandara paling banyak daripada negara lain.
Sebelumnya, jamaah haji Indonesia sempat mengalami masalah karena keterbatasan bandara, terutama masalah keimigrasian di bandara. Tapi, di tahun ini jamaah haji dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, akan mendapatkan perekaman biometrik di Tanah Air, dan mendapatkan pelayanan verifikasi imigrasi dari Arab Saudi.
Fasilitas khusus lainnya yang diberikan Pemerintah Arab Saudi yaitu dengan diizinkannya pendirian balai-balai kesehatan di Arafah, Mina, dan Madinah. Padahal, kata Lukman, balai-balai itu sebetulnya dilarang berdiri di Arab Saudi. Sebab, Arab Saudi telah menanggung semua fasilitas kesehatan para jamaah.