Sudah lebih dari sepekan ini, ada 12 bocah Thailand yang merupakan pesepakbola junior bersama satu orang pelatihnya terjebak di dalam gua di Thailand. Situasi semakin dramatis saat regu penyelamat berusaha mengeluarkan mereka yang terjebak.
Peristiwa itu pun langsung mengundang simpati dunia tak terkecuali publik Indonesia yang ikut serta mendoakan agar penyelamatan berlangsung lancar dan tak ada korban jiwa. Lalu, seperti apa kondisi 13 orang tersebut? Seperti apa pula progres penyelamatan dari regu penyelamat?
Banyak yang bertanya-tanya dan penasaran soal peristiwa yang menimpa 12 bocah dan pelatihnya tersebut. Asumsi akan merangkum dari berbagai sumber mengenai kronologi dan perkembangan terkini soal peristiwa tersebut.
Ada total 13 orang yang terjebak di dalam Gua Tham Luang, yang berada di provinsi Chiang Rai, Thailand. Mereka adalah 12 remaja yang berusia 11-16 tahun dan tergabung dalam sebuah tim akademi sepakbola lokal bernama Moo Pa atau Wild Boars.
Sebanyak 12 bocah tersebut didampingi seorang pelatih bernama berusia 25 tahun. Mereka sudah terjebak di dalam gua lebih dari satu pekan dan sampai hari ini proses penyelamatan masih berlangsung.
Peristiwa itu berawal saat rombongan tim sepakbola junior Moo Pa yang berisi 12 bocah dan satu orang pelatih tersebut mengadakan latihan fisik biasa pada Sabtu, 23 Juni 2018 lalu. Usai berlatih sepakbola dan bersepeda, mereka pergi ke gua Tham Luang.
Sayangnya, hujan yang cukup deras turun di hari itu juga sehingga membuat gua tergenang air dan banjir. Malangnya, bocah-bocah dan pelatih yang sudah terlanjur masuk ke dalam gua justru terjebak dan tak bisa keluar karena sulitnya akses keluar yang sudah tergenangi banjir.
Sesaat setelah terjebak di dalam gua itu, situasi berubah mencekam, apalagi jika mereka memaksakan keluar saat itu juga, yang tentu sangat berbahaya. Alhasil, mereka pun memilih tetap bertahan di tempat yang tinggi di dalam gua.
Seperti diketahui, gua Tham Luang berada di struktur bawah pegunungan Doi Nang Non yang berbatasan dengan Myanmar. Tham Luang sendiri bukanlah gua biasa karena selama ini gua tersebut terkenal sulit dijelajahi terutama ketika musim hujan yang datang sekitar Juli hingga November.
Maka dari itu, para pengunjung yang datang, tak direkomendasikan untuk masuk lebih dari satu kilometer karena berbahaya. Nah, 13 orang itu diduga terjebak air hujan yang membanjiri bagian dalam gua sepanjang beberapa kilometer.
Seorang penjaga dari taman nasional memberi tau pihak berwenang usai menemukan sepeda 12 bocah dan pelatihnya masih dirantai saat taman tutup. Seperti diketahui, gua itu berada di kawasan taman nasional dekat perbatasan Myanmar dan Laos.
Upaya penyelamatan pun langsung dimulai Sabtu, 23 Juni, malam waktu setempat. Namun, pencarian sempat ditangguhkan sementara saat ketinggian air di dalam gua naik secara drastis, apalagi terdapat lumpur yang juga menghadang.
Pencarian pun berlanjut Senin, 25 Juni. Awalnya, Angkatan Laut Thailand mengunggah informasi di Facebook bahwa mereka menemukan jejak tangan yang diduga milik 12 bocah tersebut di dinding gua.
Meski sudah menemukan jejak yang tertinggal, namun 13 orang yang terjebak di gua tersebut belum ditemui. Lalu, pada Selasa, 26 Juni, Tim AL Thailand mendirikan kamp di sekitar gua dan terus melakukan pencarian.
Namun, dua hari berikutnya mereka harus menghentikan pencarian karena hujan lebat yang membuat keselamatan mereka terancam. Lalu, pada Jumat, 28 Juni, tim bantuan dari China tiba di lokasi hilangnya ke 12 remaja dan pelatihannya itu.
Human Solidarity and Collaboration Can Literally Overcome Mountains. Imagine if we did this for tackling other challenges we face, instead of building walls between ourselves. This cave rescue is a shining example of that.
Please RT#ThaiCaveRescue pic.twitter.com/ipH9tIOTdM— Ali Hendessi (@AliHendessi) July 9, 2018
Memasuki hari Sabtu, 29 Juni, tim bantuan dari Australia ikut bergabung dengan tim internasional lainnya yang melakukan pencarian di gua. Barulah pada Senin, 2 Juli, tim penyelamat berhasil menemukan lokasi dari 12 anak dan pelatihnya itu.
Mereka pertama kali ditemukan dalam kondisi hidup oleh dua penyelam Inggris, Rick Stanton dan John Volanthen. Tentu kabar selamatnya 13 orang tersebut langsung disambut bahagia semua orang, termasuk keluarga.
Lewat video yang dirilis dari AL Thailand tim penyelamat menemukan tim sepakbola tersebut. Obrolan singkat pun berlangsung saat tim penyelamat menemukan 12 bocah dan seorang pelatih tersebut.
“Ada berapa orang kalian?” kata penyelamat tersebut.
“13 orang” jawab anak-anak tersebut.
“13 orang, bagus sekali! Kami akan menyelamatkan kalian, banyak orang yang datang untuk menyelamatkan kalian.”
“Hari apa ini?” tanya anak-anak tersebut.
“Senin, kalian sudah terjebak di sini selama 10 hari, kalian benar-benar kuat, kami akan menyelamatkan kalian,” jawab penyelamat tersebut.
Namun, meskipun telah berhasil ditemukan, 12 bocah dan pelatihnya itu tak serta merta langsung bisa diselamatkan keluar dari gua. Pasalnya, gua tersebut masih direndam banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Satu-satunya cara agar bisa keluar dari dalam gua adalah dengan menyelam menembus air yang memenuhi bilik gua. Tim penyelamat sendiri berniat mengajari bocah-bocah itu dan pelatihnya untuk menyelam dengan peralatan penuh.
Namun sekali lagi, upaya penyelamatan tersebut terus terhalang oleh waktu yang terbatas, mengingat hujan deras terus mengguyur dan gua bisa semakin terendam air. Hal itu membuat tim penyelamat kesulitan masuk lebih jauh ke dalam gua.
Akhirnya, pada Minggu, 8 Juli kemarin, ada total empat bocah berhasil dikeluarkan dengan selamat dari dalam gua. Usaha penyelamatan itu tentu dilakukan dengan pengorbanan besar karena butuh banyak tabung oksigen, terlebih medan yang sangat sulit saat menyelam.
Para penyelam membimbing keempat orang bocah tersebut keluar dari dalam gua melalui lorong-lorong gelap hingga mulut gua Tham Luang. Kabarnya, para penyelam membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mengeluarkan empat bocah tersebut.
Berdasarkan laporan BBC, Senin, 9 Juli, tim penyelamat memutuskan untuk melanjutkan upaya penyelamatan yang sangat beresiko itu hari ini juga. Hal itu dilakukan sesegera mungkin sebelum banjir besar kembali memenuhi gua.
Seorang penyelam sekaligus mantan anggota Angkatan Laut Thailand meninggal dalam upaya penyelamatan 12 bocah pesepakbola dan seorang pelatih yang terjebak dalam gua Tham Luang, Thailand, pada Jumat, 6 Juli, dini hari.
Adalah Saman Gunan, sosok berusia 38 tahun, yang hilang kesadaran lalu tenggelam saat hendak keluar dari dalam gua, setelah mengirim pasokan perbekalan untuk 13 orang di dalam gua tersebut.
Wakil Gubernur Chiang Rai, Passakorn Boonyaluck, mengatakan Gunan tewas pada dini hari, Jumat, 6 Juli, pukul 02.00 waktu setempat.
“Mantan anggota pasukan katak yang secara sukarela bergabung dengan tim penyelamat tewas sekitar pukul dua dini hari,” kata Passakorn Boonyaluck, seperti dikutip dari BBC, Jumat, 6 Juli.
I hope everyone takes a moment today to remember Saman Gunan, the Thai Navy Seal that died making sure the kids stuck in the cave had enough oxygen so that today’s rescue would even be possible. #ThaiCaveRescue pic.twitter.com/LkhGmBXOAl— Josh Jordan (@NumbersMuncher) July 8, 2018
Selain itu, Komandan Seal Thailand, Apakorn Yookongkaew, menyebut Gunan bertugas memberi suplai oksigen kepada 12 bocah beserta seorang pelatih itu. Selain memberi oksigen, para penyelam bertugas membuka jalur penyelamatan yang menghubungkan pos komando dengan lokasi mereka terperangkap.
Hingga hari ini, misi penyelamatan 12 bocah yang merupakan pesepakbola junior serta pelatihnya itu masih terus berlangsung. Kabarnya, ada lebih dari 1.000 orang yang terlibat dalam misi penyelamatan itu seperti tim dari Cina, Myanmar, Laos dan Australia.
Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) akan mengundang 12 bocah yang terjebak di dalam gua Tham Luang sejak 23 Juni tersebut untuk hadir di laga final Piala Dunia 2018 di Rusia, jika semuanya berhasil diselamatkan.
Undangan tersebut disampaikan oleh Presiden FIFA Gianni Infantino melalui surat kepada Asosiasi Sepakbola Thailand (FAT) hari Kamis, 5 Juli lalu. Kemudian, surat tersebut diposting oleh FAT melalui akun Facebook mereka.
Undangan Presiden FIFA Gianni Infantino ini disampaikan kepada Presiden FAT Jenderal Polisi Somyot Poompanmoung.
FIFA invited the 12 boys trapped in a flooded cave system in Thailand to the World Cup final, if they get out in time. The boys and their soccer coach have been trapped in the caves for almost 2 weeks, and officials worry heavy rains may cut off access to them. pic.twitter.com/vBE2peSI3Y— AJ+ (@ajplus) July 6, 2018