General

Begini Rekam Jejak Ali Ngabalin Kritik Pemerintah Sebelum Jadi Kepala Staf Presiden

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Nama Ali Mochtar Ngabalin kini mencuat lagi setelah diangkat menjadi tenaga ahli utama Kepala Staf Presiden (KSP). Ia mendapatkan jabatan di bawah Deputi IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, yang tugasnya untuk mengkomunikasikan berbagai pencapaian pemerintah.

“Iya betul, saya jadi tenaga ahli utama KSP,” kata Ngabalin pada media, Rabu, 23 Mei.

Sumber foto: Twitter/Kurawa

Tapi kalian tau enggak sih bahwa Ngabalin ini dulunya adalah salah satu tim sukses Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu? Ia juga terkenal sebagai sosok yang hobi mengkritik pemerintahan, lho. Cukup banyak tingkah Ngabalin yang dulunya mempojokkan pemerintahan, apa aja?

1. Mendesak Allah SWT

Masa-masa Pilpres 2014 lalu, Ngabalin adalah Direktur Politik Tim pasangan Probowo Subianto-Hatta Rajasa. Nah, saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo sebagai Presiden terpilih, Ngabalin bilang kalau perjuangannya membela Prabowo belumlah usai.

“Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti sampai di sini dan kita mendesak Allah SWT berpihak kepada kebenaran, berpihak kepada Prabowo-Hatta ,” ujar Ngabalin kepada kader dan simpatisan Prabowo-Hatta, Kamis, 7 Agustus 2014 lalu.

Ucapan Ngabalin itu terekam dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube, dengan durasi video selama 6 menit 38 detik, dan ternyata direkam saat halal bihalal di Rumah Polonia, Minggu, 3 Agustus 2018.

Ngabalin mengaku tergerak hatinya karena merasa simpati atas tekanan yang dialami Prabowo selama menghadapi Pilpres 2014. Dirinya pun mengaku gemas karena bantuan Tuhan tak kunjung turun.

“Kita gemas, kapan Tuhan turunkan [bantuan ke Prabowo]. Kita desak Allah turunkan bala tentaranya tolong Prabowo. Dia lemah, dan tidak bisa berbuat apa-apa, gitu maksudnya, dan itu pernyataan kepada siapapun tak ada masalah,” imbuhnya.

2. Minta Jokowi Tak Usah Pencitraan Lagi

Ngabalin yang merupakan seorang kader Partai Golkar pernah meminta Presiden Jokowi agar enggak lagi melakukan pencitraan. Hal itu dikatakan Ngabalin untuk menanggapi sikap Jokowi yang menolak kebijakan pemerintah terkait pengadaan mobil Mercedes Benz S300L. Padahal mobil itu rencananya untuk menteri pada kabinet presiden mendatang.

“Pemilu Presiden sudah selesai. Masa kampanye juga sudah selesai, tak usah lagi pencitraan. Kalau dia enggak mau naik mobil Mercy, gunakan Esemka saja. Bawalah Esemka dari Solo,” ujar Ngabalin pada media, Kamis, 11 September 2014.

Ngabalin bahkan menginstruksikan Jokowi untuk fokus bekerja, dan tidak lagi melakukan blusukan.

“Sudahlah fokus kerja saja. Enggak ada Presiden blusukan-blusukan, enggak usah pusing,” kata Ngabalin.

3. Ikut Aksi 212 dan 411

Ngabalin saat ini merupakan Ketua Badan Koordinasi Muballigh Seluruh Indonesia. Ngabalin bahkan pernah ikut aksi di depan Istana pada 4 November 2016 atau Aksi 411, yang merupakan aksi besar-besaran terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Saat aksinya itu, ujaran-ujaran yang diucapkan Ngabalin ternyata diperhatikan oleh Kapolri Jenderal (pol) Tito Karnavian, ia bahkan menyinggung Ngabalin saat menjadi pembicara dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Komunikator Politik Nasional Partai Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, September 2017 lalu.

“Zaman dulu kalau bang Ali Ngabalin demo-demo depan Istana, besoknya sudah ke Kramat 7 [ditangkap]. Tapi kemarin kita bisa lihat dengan bebasnya Bang Ali Ngabalin ngomong gini gini gini, saya ngintipin aja, ada salahnya enggak ini,” kata Tito menyindir.

Share: Begini Rekam Jejak Ali Ngabalin Kritik Pemerintah Sebelum Jadi Kepala Staf Presiden