Isu Terkini

Kota Surabaya Raih Penghargaan Lee Kuan Yeuw World City Prize 2018

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, Kota Surabaya tercatat beberapa kali ngedapetin penghargaan internasional, mulai dari penghargaan Environmentally Award 2012 sebagai kota berkelanjutan ASEAN, penghargaan tingkat Asia Pasifik FutureGov Awards 2013, Innovative City of the Future” dalam acara Socrates Award Ceremony, hingga penghargaan Learning City di Cork, Irlandia.

Kini, Kota Pahlawan itu kembali berhasil meraih predikat Special Mention pada Lee Kuan Yew World City Prize 2018. Lee Kuan Yew World City Prize 2018 adalah penghargaan internasional yang digelar setiap dua tahun sekali. Penghargaan ini diberikan oleh Urban Redevelopment Authority (URA) di Singapura dan Centre for Liveable Cities (CLC). Tujuan dari penghargaan ini adalah memberikan penghormatan kepada kota-kota yang mampu menciptakan masyarakat perkotaan yang layak ditinggali, bersemangat, dan berkelanjutan.

Selain Surabaya, predikat Special Mention ini juga didapati oleh tiga kota dunia lainnya, seperti Hamburg di Jerman, Kazan di Rusia, dan Tokyo di Jepang. Untuk Surabaya, para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 memuji program peningkatan kampung juga program Kampung Unggulan dan Pahlawan Ekonomi yang ada di Surabaya.

“Surabaya merupakan kota yang mulai mencuat yang dipuji karena apresiasi besar terhadap budaya dan karena mengambil strategi berani dalam pengembangan perkotaan untuk melestarikan dan mengembangkan lingkungan kampungnya, bukannya menggantikannya, sembari merasakan pertumbuhan ekonomi pesat,” sebut para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 dalam pernyataannya yang dilansir dari Opengovasia.com, pada Sabtu, 17 Maret.

Risma, panggilan akrab Wali Kota Surabaya itu, pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kota Surabaya dari berbagai kalangan yang ikut berperan dalam membangun kotanya. Penghargaan ini bisa diraih oleh Surabaya, karena warganya yang memang mau berkumpul dan mencari terobosan secara bersama-sama.

“Terus terang ini efort dari masyarakat yang terbaikdi dunia, kata Risma, seperti dilansir dari Antaranews.com pada Minggu, 18 Maret.

Penghargaan yang didapat ini tidak mudah didapat, pasalnya ada tim penilai yang memeriksa langsung bagaimana kota yang akan mendapatkan penghargaan tersebut, Tim itu udah datang ke Surabaya sejak 25 September 2017 silam dan menetap selama tiga hari demi penilaian lapangan.

Risma memaparkan banyak hal tentang Surabaya kepada tim juri, dari pembangunan bidang kesehatan, ekonomi, investasi, lingkungan, budaya, keamanan, penutupan lokalisasi dan pendidikan. Salah satunya adalah kampung pendidikan, yang masyarakatnya sepakat untuk enggak boleh menyalakan televisi saat jam belajar.

Share: Kota Surabaya Raih Penghargaan Lee Kuan Yeuw World City Prize 2018